Ingin Tenar, Alasan Gadis 12 Tahun Bunuh Sang Ayah

Baca Juga

MATA INDONESIA, BRASSILIA – Seorang gadis muda dengan dingin mengakui telah membunuh ayah kandungnya. Alasannya cukup mencengangkan, yakni ingin mendapatkan ketenaran, demikian dikatakan pihak kepolisian.

Bersama dengan temannya yang berusia 13 tahun, gadis itu membunuh sang ayah karena terinspirasi oleh pembunuhan mengerikan Red Baron yang terjadi pada 20 tahun silam.

Kisah Suzane Louise von Richthofen yang membunuh orang tuanya yang kaya raya di Sao Paolo, Brasil tahun 2002 telah mengilhami gadis muda tersebut untuk melakukan hal serupa, yakni membunuh sang ayah yang diketahui bernama Neife Luiz Werlang.

Petugas yang menyelidiki pembunuhan Neife Luiz Werlang yang berusia 46 tahun di negara bagian Santa Catarina, Brasil, menangkap kedua gadis itu sehubungan dengan kematiannya.

Melansir The Star, media lokal mengklaim bahwa dua gadis mengakui kejahatan tersebut. Keduanya mengaku terinspirasi oleh cerita Suzane, menganggapnya sebagai korban masyarakat, dan percaya bahwa mereka akan menjadi setenar dia.

Suzane von Richthofen dihukum karena membunuh Manfred Albert von Richthofen dan Marisia von Richthofen, dan pacarnya Daniel Cravinhos dan saudaranya Cristian Cravinhos juga dihukum.

Kasus ini menjadi sensasi publik dan sejak itu menjadi subjek dua film yang keduanya mengubah motif Suzanne melakukan pembunuhan. Alasan lainnya, Suzane membunuh orang tuanya agar dapat mewarisi harta kekayaan.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini