MATA INDONESIA, PARIS – Rumor tak sedap menghampiri Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron. Perempuan bernama lengkap Brigitte Marie-Claude itu difitnah di dunia maya bahwa ia seorang transgender.
Ya, media sosial ramai memberitakan bahwa istri Presiden Emmanuel Macron itu terlahir sebagai laki-laki dan kemudian mengubah gendernya menjadi perempuan. Tuduhan itu disebut sebagai teori konspirasi sayap kanan.
Spekulasi mengenai gender Brigitte menjadi viral di bagian Francophone di akun Twitter berbahasa Prancis selama pekan ini. Namun, hingga saat ini Brigitte belum memberikan komentar terkait tuduhan tersebut.
“Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron akan mengajukan gugatan terhadap fitnah tersebut,” demikian pernyataan media Prancis mengutip orang-orang di lingkaran dalamnya, melansir Russia Today.
berdasarkan rumor di dunia maya, Ibu Negara Prancis itu terlahir sebagai pria bernama “Jean-Michel Trogneux.”
Sementara biografi resmi menyatakan bahwa perempuan kelahiran Amiens, Prancis, 68 tahun silam itu bernama nama Brigitte Marie-Claude Trogneux dan dilahirkan sebagai perempuan.
Media Prancis mengatakan telah melacak fitnah tersebut, dan menegaskan bahwa fitnah itu pertama kali muncul pada akhir September di situs web Facts and Documents yang mengkhususkan diri pada teori konspirasi sayap kanan.
Kisah cinta Macron dan Brigitte dimulai tahun 1993. Ketika itu Macron masih berusia 15 tahun dan memerankan sebuah karakter dalam drama sekolah yang disutradarai oleh Brigitte – yang merupakan seorang guru drama.
Ketika itu, Brigitte berstatus istri dari Andre-Louis Auziere dan telah dikaruniai dua anak, yakni Sebastien, laki-laki dengan usia dua tahun di atas Macron, dan Laurence, perempuan, yang seumuran dengan Macron.
Laurence bahkan merupakan teman sekelas Macron. Melansir dari The Sun, salah seorang teman sekelas Macron menyebutkan bahwa Brigitte menganggap Macron sebagai pemuda yang sangat kreatif.
Brigitte kemudian memberikan dukungan pada Macron tentang seni drama maupun literatur, hal yang sangat disukainya. Melihat antusiasme Macron, Brigitte kemudian sering memberikan tugas tambahan kepadanya.
Gosip mengenai kedekatan mereka sudah merebak di sekolah. Brigitte juga dikatakan sangat mengangumi kemahiran Macron di bidang sastra dan beragam puisi diciptakan Macron untuk Brigitte.
Saat Macron menginjak usia 16 tahun, keduanya saling mengungkapkan perasaannya masing-masing. Kisah cinta beda usia ini mendapat tentangan keras kedua orang tua Macron yang berprofesi sebagai dokter.
Untuk memisahkan keduanya, orangtua Macron memindahkan putra mereka ke Paris untuk melanjutkan tahun terakhirnya di SMA. Orangtua Macron bahkan dengan tegas meminta Brigitte untuk menjauhi putra mereka.
Mungkin inilah yang dinamakan kekuatan cinta. Terpisahkan jarak lebih dari 100 km antara Paris dan Amiens tak membuat komunikasi keduanya terputus.
Setelah Macron lulus SMA, Brigitte akhirnya memberanikan diri menyusulnya dan memutuskan meninggalkan suami beserta anak-anaknya di Amiens demi ke pelukan Macron.
Brigitte mempertaruhkan reputasinya dan segala paham tradisional yang dianut oleh masyarakat pedesaan Prancis. Brigitte dan Macron akhirnya tinggal bersama, mendukung satu sama lain dalam membangun karir.