Gak Nyangka! Ternyata Goo Hara Bantu Bongkar Kasus Jung Joon Young

Baca Juga

MINEWS, KOREA SELATAN – Kabar kematian Goo Hara mengejutkan publik. Perempuan cantik itu tewas di rumahnya di lingkungan Cheongdam Seoul pada 24 November sekitar pukul 18.00 waktu setempat.

Namun, baru-baru ini terungkap bahwa Goo Hara telah membantu wartawan Kang Kyung Yoon menyelidiki kasus chatroom Jung Joon Young.

Dilansir dari Soompi, reporter funE SBS Kang Kyung Yoon muncul di “Briefing Berita Joo Young Jin” SBS yang disiarkan pada Senin, 25 November 2019. Kang Kyung Yoon adalah reporter yang merilis laporan awal di ruang obrolan KakaoTalk antara Jung Joon Young dan sederet artis lainnya.

“Sehari setelah berita buruk tentang Sulli, saya menghubungi Goo Hara. Saya mengatakan kepadanya, “Kuatkan dirimu, dan jangan membuat pilihan yang salah. Mari kita bekerja keras dan hidup sampai akhir,” tetapi ini terjadi. Sangat disayangkan,” kata Kang Kyung Yoon.

Lebih lanjut Kang Kyung Yoon menjelaskan bahwa Goo Hara memiliki kasus dengan mantan pacarnya (Choi Jong Bum). Banyak netizen yang berbicara buruk tentang dirinya. Hal ini karena dia memiliki video ‘privasi’ dengan mantan pacarnya. Dan, itu fatal bagi seorang selebriti wanita.

“Choi Jong Bum menerima hukuman percobaan dalam sidang pertamanya. Ini berarti dia bersalah, tetapi komentar jahat (tentang Goo Hara) tidak surut bahkan setelah itu. Goo Hara juga sangat frustrasi setelah itu terjadi. Dia mengalami kesulitan tentang fakta bahwa dia dibebaskan dari tuduhan syuting tanpa izin,” ungkapnya.

Reporter itu mengungkapkan bahwa dia telah berkenalan dengan Goo Hara setelah penyanyi itu menawarkan untuk membantunya mengungkap kebenaran di balik kasus Jung Joon Young.

“Saya melaporkan kasus ‘chatroom Jung Joon Young‘, dan Goo Hara secara pribadi menelepon saya setelah itu. Dia juga seorang korban (dari kasus serupa), jadi dia mengatakan kepada saya, “Saya harus menghubungi Anda setelah melihat artikel tersebut. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa membantu, tetapi saya ingin membantu Anda.” Dia tampaknya ingin secara aktif mengatasi situasi ini,” jelas dia.

Kang Kyung Yoon melanjutkan Goo Hara adalah selebritas wanita dan karena dia menghadiri persidangan pengadilan sebagai korban pembuatan film ilegal oleh mantan pacarnya, dia dengan berani menanyakan rincian kontak saya dan menghubungi saya terlebih dahulu.

“Dia bilang dia ingin membantu dengan cara apa pun yang dia bisa untuk mengungkap kebenaran di balik kasus ini, dan dia benar-benar memberikan banyak bantuan,” tukasnya.

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini