Dianggap Permalukan Keluarga, Transgender di Irak Dibunuh Secara Brutal

Baca Juga

MATA INDONESIA, KURDISTAN – Hidup Doski Azad, seorang perempuan transgender asal Irak berakhir tragis. Perempuan berusia 23 tahun itu dibunuh secara brutal dan mayatnya ditemukan di sebuah desa di pinggiran Dohuk, Irak.

Polisi Kota Dohuk melaporkan bahwa Azad dibunuh  dengan ditembak di kepala dan dada, satu atau dua hari sebelum mayat itu ditemukan. Sementara sebuah foto menunjukkan tangan Azad diikat dan tubuhnya ditinggalkan di selokan yang dangkal.

Berdasarkan laporan media Kurdi Rudaw, aparat kepolisian menemukan jasad Azad setelah mendapat informasi dari seorang kerabat yang juga mengatakan bahwa korban dibunuh oleh saudara kandungnya.

“Kakaknya, Chakdar yang menghabiskan delapan tahun terakhir tinggal di Eropa Barat adalah satu-satunya tersangka dalam pembunuhan itu,” demikian pernyataan pihak kepolisian, melansir Yahoo News.

Orang-orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Insider bahwa Chakdar melakukan perjalanan ke wilayah Kurdistan di Irak dengan tujuan tunggal untuk membunuh saudara perempuannya.

“Pembunuhan itu digambarkan sebagai pembunuhan demi kehormatan dan diskriminasi tidak diragukan lagi adalah akarnya,” kata Konsulat Jenderal Amerika Serikat (AS) di Erbil.

Azad memiliki hubungan yang sulit dengan keluarganya setelah ia menyatakan dirinya sebagai transgender tahun lalu. Hal ini diungkapkan oleh teman dekat korban yang enggan menyebutkan namanya.

“Menjadi keluarga tradisional di daerah yang secara agama konservatif berarti banyak kerabat memilih untuk tidak menerimanya,” kata teman Azad.

“Beberapa keluarganya mengancam akan membunuhnya beberapa kali,” sambungnya.

Takut akan keselamatannya, Azad memutuskan untuk meninggalkan rumah keluarganya lima tahun lalu dan pindah ke apartemen sendirian di pusat Kota Dohuk.

Temannya mengisahkan, usai meninggalkan keluarganya, Azad bekerja sebagai penata rias di salon lokal, memiliki banyak teman, dan ingin menjalani kehidupan biasa.

“Dia adalah orang yang damai dan populer yang tidak pernah ingin melihat orang sedih lain,” tambahnya.

Tapi bertahun-tahun setelah pindah, Azad terus menerima serangan sporadis transfobia dari saudara laki-laki dan sepupunya.

IraQueer, sebuah kelompok advokasi LGBTQ Irak, mengatakan Azad memberi tahu organisasi itu beberapa kali bahwa dia dilecehkan oleh kerabatnya.

“Ketika saya mengetahuinya, saya banyak tertawa dan mengira itu bohong. Saya mencoba menelepon Doski (Azad), tetapi dia tidak menjawab. Kemudian saya mencoba memberi tahu teman-teman saya, dan saya pingsan (ketika mengetahui ia dibunuh),” tuntasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini