Curhat Pilu Cinta Penelope, Ditinggal Suami Usai Divonis Kanker Stadium 3

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Kabar sedih datang dari artis cantik Cinta Penelope. Wanita yang memutuskan hijrah dan berhijab sejak 2018 itu baru-baru ini buka suara soal penyakit yang dideritanya.

Meski begitu, Cinta mengaku dirinya tak ingin terus dirundung kesedihan. Ia mencoba bersyukur atas kondisinya saat ini.

“Tapi nggak usah sedih, aku aja, seneng aja, maksudnya penyakit itu adalah peluntur dosa kita, jadi pada saat aku dinyatakan punya kanker sudah stadium 3. Alhamdulillah aku masih kuat berjalan walaupun ke rumah sakit. Ini adalah rezeki dari hijrah saya yang diberikan Allah yaitu sebuah penyakit untuk melunturkan dosa saya,” kata Cinta, dikutip Selasa, 16 April 2019.

Cinta tak mengungkap jenis kanker apa yang dideritanya. Namun penyakit tersebut sudah mencapai stadium 3. Saat ini, penyanyi cantik itu pun sudah menjalani kemoterapi dan steemcell di Malaysia untuk mengobati penyakitnya.

“Masih kemo dan aku juga steemcell dua kali, ada perubahan yang sangat signifikan setelah steemcell di Malaysia. Setiap minggu perawatan medis dan setiap minggu juga aku keluar negeri,” katanya.

Sayangnya, di tengah ujian sakit yang tengah dihadapi, Cinta justru bercerai dari suami kelimanya. Padahal saat ini, ia membutuhkan sosok yang bisa selalu menjaganya.

“Ya, Alhamdulillah saya diberikan seseorang yang sempat menjaga saya. Ya walaupun pada akhirnya dia menyerah dengan alasan mungkin dia enggak siap untuk melihat saya menutup mata,” ujarnya.

Berita Terbaru

Swasembada Pangan dan Energi Jadi Pilar Kedaulatan Ekonomi Nasional

Indonesia menempatkan swasembada pangan dan energi sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional. Langkah ini bukan sekadar ambisi politik, melainkan kebutuhan mendesak untuk membangun fondasi kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan geografis yang strategis, Indonesia memiliki modal kuat untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Dalam evaluasi enam bulan awal kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian luar biasa di sektor pangan dan energi nasional. Hasil produksi pangan telah berhasil melebihi proyeksi awal dengan capaian bersejarah berupa stok beras dan jagung terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Sementara itu, di sektor energi, peresmian operasional perdana sumur Forel dan Terubuk di wilayah Natuna berhasil menambah kapasitas produksi sebesar 20 ribubarrel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas harian. Prestasi ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas nyata untuk mencapai kemandirian di kedua sektorvital tersebut. Konsep swasembada yang sesungguhnya tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhandomestik semata. Seperti yang ditegaskan ekonom INDEF Muhammad Rizal Taufikurahman, swasembada berarti kemampuan memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menghasilkan surplus untuk ekspor. Definisi ini menempatkan Indonesia tidakhanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan eksportir yang mampuberkontribusi pada pasokan global. Sektor pertanian telah membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonominasional. Sektor ini menjadi penyangga stabilitas sosial ekonomi masyarakat. Kontribusinya terhadap PDB menunjukkan bahwa investasi pada sektor ini akanmemberikan dampak berganda yang signifikan. Ketika produktivitas pertanianmeningkat, efeknya akan merambat ke sektor-sektor lain, menciptakan ekosistemekonomi yang lebih kuat dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini