Semua Venue PON Papua di Mimika Terapkan Prokes Ketat

Baca Juga

MATA INDONESIA, MIMIKA – Sub Satuan Tugas Protokol Kesehatan (Sub Satgas Prokes) wilayah Mimika berupaya agar pelaksanaan PON XX Papua 2021 aman dari Covid-19.

Kepala Subsatgas Kabupaten Mimika Asep Supriatna mengatakan bahwa hampir semua tempat penyelenggaraan atau venue cabang olahraga yang ada di wilayah tersebut sudah dilengkapi dengan sarana cuci tangan. Selain itu, bangku-bangkunya sudah diberi jarak.

“Dan tribun dimaksimalkan hanya boleh diisi sebanyak 25 persen dari total kapasitas penonton,” ujarnya, Jumat 1 Oktober 2021.

Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus memantau dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait prokes. Selain itu, Panitia Besar PON juga perlu melengkapi sarana prasarana yang belum optimal seperti ketersediaan air, sabun dan hand sanitizer.

Menurut Asep, pihaknya setiap hari melakukan pengecekan kesiapan prokes di tempat venue aeromodelling, billiard, terjun payung dan Atletik.

Untuk hari ini, pihaknya mendistribusikan masker di 4 venue pertandingan sebanyak 5.000 masker dan mengoperasikan 2 unit mobil masker di sekitar keramaian venue terbang layang sebanyak 4.000 masker.

“Masyarakat ramai dan sangat antusias mengunjungi gerai tersebut untuk mendapatkan masker yang dibagikan secara gratis oleh para relawan protokol kesehatan,” katanya.

Sebelumnya pada 30 September lalu, para relawan yang bergabung dari berbagai organisasi didampingi oleh TNI/Polri, BNPB dan BPBD berhasil membagikan masker sebanyak 11.000 buah melalui program Gerai Masker dan Mobil Masker.

Program Mobil Masker dikhususkan untuk menjangkau setiap venue maupun warga yang berada di sekitarnya. Total masker yang dibagikan sejak hari pertama 26 September hingga kemarin sore sebanyak 49.820 buah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini