Yoyoh Yusroh Beritahu Kedatangan Ajalnya Kepada Suami

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tak banyak orang yang mengetahui ajalnya tiba dan diucapkan langsung kepada orang lain. Almarhumah Yoyoh Yusroh, salah seorang pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah salah satunya.

Seperti ditulis Henry Ismono yang menceritakan kembali kisah itu dari suami Yoyoh, Budi Dharmawan.

Tragedi itu terjadi usai Yoyoh dan Budi mengikuti wisuda si sulung di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Pasangan itu dikarunai 13 anak.

Menurut Budi, dalam perjalanan ke Yogyakarta, mereka mampir ke Bandung menengok ibu dari Budi yang kurang sehat. Setelah itu langsung ke Yogyakarta.

Acara wisuda berlangsung lancar pada 20 Mei 2011 dan mereka pulang juga mampir ke beberapa tempat antara lain ke Magelang menjenguk nenek Budi yang berusia 94 tahun waktu itu. Saat itu, Budi sudah menganjurkan istri pulang ke Jakarta menggunakan pesawat terbang, tetapi dia tetap bersama suaminya menggunakan mobil.

Mereka pun memilih jalur pantura karena almarhumah Yoyoh ingin mereka menghadiri pernikahan pembantunya di Guci Tegal. Tiba di Desa Guci pukul 22.30, acara resepsi baru saja selesai.

Setelah berbincang sebentar dengan keluarga besar pembantunya, rombongan itu melanjutkan perjalanan ke Jakarta sekitar jam 24.00.

Yoyoh dan suaminya duduk di bangku tengah mobil yang ditumpangi. Setiba di Cirebon, supir mobil tersebut minta digantikan.

Putra ke-5 mereka pun mengambil alih kemudi dan mobil memasuki Jalan Tol Palimanan, Cirebon.

Budi sempat terjaga dan menyaksikan suasana jalanan, Sabtu 21 Mei 2020 sangat sepi. Saat mobil masuk tikungan tajam jalan tol itu, Sholah ternyata tidak bisa menguasai kemudi.

Tubuh mobil bagian tengah pun menghantam pagar jalan. Benturan itu membuat kerabat mereka yang duduk di kursi belakang terlempar ke depan sementara badan Yoyoh membentur jok di depannya.

Sementara Budi Dharmawan tercekik sabuk pengaman dan lidahnya tergigit, namun masih sadar. Begitu juga Yoyoh.

Politisi PKS itu pun segera memeriksa para penumpang mobil setelah semua selamat, dia baru memikirkan keluar dari mobil naas itu.

Sementara di luar, penduduk setempat berusaha menolong, tetapi pintu mobil sulit dibuka. Budi sendiri semakin pasrah dalam situasi tercekik sabuk pengaman, bahkan dia merasa akan meninggalkan keluarganya.

Saat itu lah, Yoyoh berujar dengan suara pelan kepada suaminya. “Abi, ini Umi sudah dalam keadaan sekaratul maut.”

Deg… Jantung saya seperti berhenti berdenyut. Saya mengerti sekali maksud Umi. Ia sudah mendekati ajal.

Budi sempat membimbing Yoyoh mengucapkan dua kalimat syahadat dan dilakukan dengan baik. Setelah itu sang istri terdiam. Itulah dialog terakhirnya dengan Yoyoh yang selalu diingat Budi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini