MATA INDONESIA, CANBERRA – Pemerintah Australia akhirnya mengakui vaksin CoronaVac Covid-19 dari pabrikan Cina Sinovac. Dengan begitu para pelajar dan wisatawan asing dapat memasuki negara Pasifik tersebut.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan bahwa keputusan Therapeutic Goods Administration (TGA) adalah tonggak utama yang akan memungkinkan pihak berwenang untuk menentukan wisatawan internasional yang divaksinasi dengan tepat.
“Mendeklarasikan vaksin Covid-19 tertentu sebagai vaksin yang diakui terpisah dari keputusan peraturan tentang apakah vaksin tersebut disetujui untuk digunakan untuk vaksinasi di Australia, yang belum dibuat oleh TGA,” kata Morrison, melansir SMH.com.au, Jumat, 1 Oktober 2021.
Langkah ini membawa Australia sejajar dengan Amerika Serikat (AS) – salah satu pesaing terbesarnya di pasar pelajar internasional, dan di depan Inggris dalam menyetujui vaksin buatan Cina untuk wisatawan tetapi bukan penduduk lokal.
Sementara Beijing belum menyetujui vaksin buatan internasional, termasuk Pfizer atau AstraZenca, untuk penduduk ataupun wisatawan asing. Akan tetapi, TGA belum merekomendasikan untuk menyetujui vaksin utama Cina lainnya, yakni Sinopharm.
Sinovac memiliki tingkat kemanjuran yang lebih rendah, yakni 51 persen terhadap infeksi virus corona simtomatik tetapi telah mencatat kemanjuran 100 persen terhadap kasus Covid-19 yang parah dan 100 persen terhadap rawat inap, menurut data fase tiga Brasil yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sementara Pfizer memiliki kemanjuran 91 persen terhadap gejala Covid-19.
TGA juga merekomendasikan persetujuan vaksin Covidshield Astra Zeneca yang diproduksi oleh Serum Institute of India. Ada 17.000 siswa internasional India juga menunggu untuk kembali atau melanjutkan studi mereka di Australia, bersama dengan lebih dari 9,000 penduduk tetap Australia.
Keputusan untuk menyetujui Sinovac juga memiliki implikasi yang signifikan bagi para pelancong dari Asia Tenggara. Pasalnya, mayoritas penduduk Asia Tenggara mendapatkan suntikan vaksin Sinovac.
Morrison mengatakan bahwa perbatasan internasional Australia diperkirakan akan dibuka mulai November berdasarkan negara bagian karena mereka mencapai ambang batas vaksinasi 80 persen.
“Pengakuan dua vaksin tambahan ini merupakan tonggak utama menuju lebih banyak orang Australia yang divaksinasi di luar negeri untuk pulang lebih cepat,” kata Morrison.
Kepala eksekutif Universitas Australia Catriona Jackson mengatakan langkah TGA itu sangat penting bagi seluruh universitas di Negeri Kanguru.
“Ini adalah berita yang sangat disambut baik yang berarti siswa internasional yang berharga dapat kembali dengan selamat dan segera. Ini juga berarti langkah pertama yang sangat penting dalam menghidupkan kembali pendidikan internasional yang tentu saja menyumbang lebih dari 31 miliar USD untuk ekonomi Australia,” katanya.
“Ini pada dasarnya penting untuk bisnis, universitas, dan warga negara Australia secara luas serta mereka yang ingin memasuki Australia. Aturan berbasis kesehatan yang masuk akal sangat penting karena kami menegosiasikan pemulihan yang kuat.”