Waspada, OPM Lakukan Propaganda untuk Tunjukkan Eksistensi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Satgas TNI dan Polri kembali melakukan kontak senjata dengan kelompok separatis dan teroris (KST) Papua terjadi di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua terjadi pada bulan November lalu. Peristiwa ini menjadi momentum bagi Tentara Pembebasan Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) untuk mengklaim telah menembak mati sejumlah aparat militer dalam kontak senjata tersebut.

Meski demikian Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Arm Reza Nur Patria menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa dari anggota TNI ataupun Polri dalam kontak senjata tersebut.

“Dalam kontak tembak tersebut, tidak ada korban jiwa dari pihak Satgas TNI Polri,” kata Reza.

Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai bahwa OPM sudah biasa melakukan propaganda. Hal ini semata-mata hanya untuk menunjukkan eksistensi.

“OPM biasa melakukan propaganda untuk kepentingan mereka, termasuk kepentingan eksistensi. Harus dibantah untuk menunjukkan bahwa kebohongan tersebut hanya taktik mereka,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Sabtu 1 Januari 2022.

Sementara itu Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom sebelumnya mengklaim kontak senjata di Sugapa, Intan Jaya telah mengakibatkan lima anggota TNI-Polri tertembak. Empat diantaranya tewas.

Adapun kontak senjata terjadi di pusat kota Kabupaten Intan Jaya. Menurut Sebby, wilayah tersebut merupakan lokasi kantor Polres Intan Jaya dan BPBD.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Upaya Terpadu Lembaga Negara Berantas Judi Daring

Oleh : Andika Pratama Maraknya praktik judi daring di Indonesia tidak hanya menjadi persoalan moral dan sosial, tetapitelah menjelma menjadi ancaman serius terhadap ketahanan ekonomi dan keamanan digital nasional. Modus operandi yang semakin canggih, jaringan lintas negara, hingga keterlibatanakun bank dan dompet digital membuat praktik ini tak lagi bisa ditanggulangi oleh satu lembagasecara terpisah. Dalam konteks inilah pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk menanganijudi daring dengan pendekatan yang sistemik dan menyeluruh. Penindakan terhadap judi daring tidak bisa dilakukan secara sporadis atau parsial. KepalaEksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae menegaskanbahwa pendekatan yang diperlukan harus menyentuh semua sisi: dari pencegahan, edukasi, deteksi, hingga penindakan. Tidak cukup hanya mengandalkan kerja sama bilateral seperti antaraOJK dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), melainkan diperlukan sinergi kolektifyang melibatkan seluruh komponen pengawasan dan penegakan hukum negara. Upaya pemblokiran rekening terindikasi judi daring adalah langkah penting yang telah dilakukanOJK bersama perbankan. Berdasarkan data Komdigi, sekitar 17 ribu rekening telah diblokirkarena dicurigai terkait dengan transaksi judi daring. Namun, kerja teknis ini hanya akan efektifbila didukung oleh sistem identifikasi yang kuat. Penggunaan parameter dalam mendeteksiaktivitas mencurigakan, analisis nasabah, hingga pengawasan terhadap rekening dormant menjadi bagian dari sistem pengawasan keuangan yang tengah diperkuat. Selain itu, pendekatan sistemik juga menyentuh aspek regulasi. Masih terdapat celah atauloophole dalam sistem keuangan yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku judi daring. Maka dari itu, pertemuan intensif antara OJK dan direktur kepatuhan dari berbagai bank menjadi krusial untukmenyusun formulasi regulasi yang lebih ideal. Tujuannya adalah menyempurnakan mekanismeidentifikasi rekening mencurigakan serta memperkuat langkah enhanced...
- Advertisement -

Baca berita yang ini