Waspada, Gempa di Morotai Bisa Capai Magnitudo 8,2

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Warga Maluku Utara harus mulai waspada dengan gempa bumi karena gempa yang merusak bisa terjadi secara periodik karena mereka berdiam di wilayah seismik aktif bersebelahan dengan zona subduksi Lempeng Laut Filipina. Potensi kawasan itu bisa membuat guncangan dengan magnitudo tertarget hingga 8,2.

Hingga kini gempa dengan kekuatan seperti itu belum terjadi, tetapi wilayah tersebut memiliki catatan sejarah gempa kuat dan merusak.

“Jika aktivitas gempa Kamis lalu berkekuatan M 6,8 maka masih jauh lebih kecil dari magnitudo tertargetnya,” kata Kepala Bagian Mitigasi Gempa dan Tsunami pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono dalam keterangan tertulisnya, Minggu 7 Juni 2020.

Menurut Daryono, berdasarkan pantauan BMKG, terjadi lima gempa susulan antara magnitudo 2,9 dan 4,8 sejak 4 Juni 2020 hingga Minggu 7 Juni 2020 pagi.

Sementara sebelum Kamis itu, BMKG sudah mencatat peningkatan aktivitas seismik selama Mei 2020 di kedalaman 100 kilometer di Morotai. Jadi wajar jika terjadi gempa kuat pada Kamis itu.

Sementara catatan gempa kuat merusak yang terjadi di kawasan tersebut sudah terjadi sejak 1914 dan diakibatkan tunjaman Lempeng Laut Filipina adalah;

1. Gempa merusak Kepulauan Talaud 23 Oktober 1914 (M 7,4).
2. Gempa merusak Halmahera 27 Maret 1949 (M 7,0).
3. Gempa merusak Kepulauan Talaud 24 September 1957 (M 7,2).
4. Gempa merusak Halmahera Utara dan Morotai 8 September 1966 (M 7,7).
5. Gempa merusak Kepulauan Talaud 30 Januari 1969 (M 7,6).
6. Gempa merusak Maluku Utara dan Morotai Morotai pada 26 Mei 2003 (M 7,0)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini