MATA INDONESIA, WASHINGTON – Seorang dosen mata kuliah Matematika, Prof Edward C. Ennels yang mengajar di Baltimore City Community College, Maryland, Amerika Serikat (AS) ketahuan menjual nilai kepada mahasiswanya.
Sang dosen menarifkan 150 USD untuk nilai C atau senilai 2,2 juta Rupiah, sementara 250 USD atau sekitar 3,6 juta Rupiah untuk nilai B, dan 500 USD atau sebesar 7,2 juta Rupiah untuk mendapatkan nilai A.
Selama tujuh bulan, Ennels yang berusia 45 tahun itu telah menerima suap dari 112 mahasiswanya dan menerima 10 pembayaran dari 9 mahasiswa dengan total 2,815 USD atau senilai 41 juta Rupiah. Hal ini diungkapkan oleh Jaksa Agung Maryland, Brian E. Frosh.
Dalam skema lain, Ennels menjual kode akses online yang memungkinkan mahasiwa melihat materi instruksional dan menyelesaikan tugas, sambung sang jaksa. Sejak 2013 hingga 2020, ia telah menjual 694 kode akses dengan harga masing-masing sekitar 90 USD.
Bila dikalkulasikan, maka Ennels telah meraup sebesar 62,460 USD atau senilai 899 juta Rupiah! Jelas ini bukanlah nominal yang kecil.
Ennels – yang merupakan seorang profesor di perguruan tinggi tersebut telah 15 tahun bertugas di Komite Etika dan Integritas Kelembagaan senat fakultas, mengaku bersalah di Pengadilan Sirkuit Baltimore County atas 11 tuduhan pelanggaran ringan, termasuk penyuapan dan pelanggaran di kantor.
Ia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara, kecuali satu tahun hukuman ditangguhkan dan akan ditahan di penjara lokal. Dia juga diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar 60 ribu USD dan akan menjalani masa percobaan selama lima tahun setelah dibebaskan.
“Ennels menggunakan skema kriminal yang rumit untuk mengambil keuntungan dari murid-muridnya, termasuk menggunakan beberapa alias untuk menyembunyikan identitasnya,” kata Jaksa Agung Frosh, melansir The New York Times.
“Ennels sering tawar-menawar dengan para mahasiswa mengenai jumlah suap, dan menetapkan harga yang berbeda berdasarkan kursus dan nilai yang diinginkan,” sambungnya.
“Oh, saya tidak punya uang sebesar itu, maaf. Saya pasti akan terus belajar dan lulus ujian,” kata seorang mahasiswa yang menolak tawaran senilai 500 USD untuk nilai A.
Benjamin J. Herbst, pengacara Ennels, mengatakan dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa kliennya melakukan hal itu untuk mengimbangi kecanduan judi dan sama sekali tidak termotivasi oleh keserakahan.
“Dia menjalani gaya hidup mewah atau membuang-buang uang. Meski begitu, dia orang yang baik, dia mencintai pekerjaannya, dan mencintai murid-muridnya. Dia akan melewati ini,” kata sang pengacara, Benjamin J. Herbst.