Upaya Bantuan ke Tonga Diperumit oleh Kekhawatiran Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, NUKUALOFA – Lapisan tebal abu vulkanik menutupi Tonga pada Selasa (18/1) ketika gambar pertama muncul dari negara kepulauan Pasifik itu sejak dilanda letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha’apai dan tsunami.

Foto udara dan satelit mengungkapkan skala kerusakan akibat letusan akhir pekan, yang menurut pemerintah negara itu telah menyebabkan bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dentuman letusan gunung meletus pada akhir pekan lalu bahkan dapat terdengar hingga Alaska, Amerika Serikat dan memicu peringatan tsunami di Pantai Barat AS. Bencana alam dashyat di Tonga itu juga mengirimkan gelombang melintasi lautan ke Jepang bahkan Peru.

Letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha’apai juga mengirimkan gumpalan asap, abu, dan gas yang spektakuler ke Pasifik Selatan, dengan awan bak jamur raksasa terlihat di foto dari luar angkasa.

Tetapi dengan saluran telepon internasional dan internet masih terputus di pulau-pulau itu, tingkat kerusakan yang sebenarnya dan jumlah korban jiwa, belum dapat dipastikan dengan jelas.

Rincian pertama kerusakan mulai muncul setelah penerbangan pengintaian yang dilakukan oleh Australia dan Selandia Baru, serta pernyataan publik pertama pemerintah tentang kerusakan tersebut.

Pejabat setempat khawatir jumlah korban tewas bisa meningkat, sementara pasokan air dan operasi bantuan internasional terhambat oleh kerusakan akibat abu.

Namun, upaya bantuan bisa diperumit oleh kekhawatiran seputar Covid-19. Tonga telah melaporkan hanya satu kasus virus sejak pandemi dimulai, menurut WHO, dan memiliki kontrol perbatasan yang ketat untuk mencegah virus keluar.

Sedikitnya tiga orang dilaporkan meninggal dunia, termasuk seorang perempuan Inggris yang tinggal di Tonga yang mengelola pusat penyelamatan hewan dan yang hanyut oleh gelombang yang mencapai hingga 50 kaki di beberapa bagian pulau.

Sementara korban lainnya adalah seorang perempuan berusia 65 tahun dan seorang pria berusia 49 tahun, menurut pernyataan pemerintah.

Foto-foto menunjukkan pepohonan, bangunan, ruang hijau, dan jalan di pulau yang biasanya rimbun sekarang tertutup oleh lautan abu abu-abu gelap, serta air dari gelombang raksasa yang menyapu daratan setelah letusan gunung berapi.

Lautan biru yang biasanya jernih berubah menjadi coklat dan gunung berapi itu kini tertutup oleh air, dengan hanya sepotong yang terlihat di foto. Beberapa gambar dirilis oleh pusat satelit PBB, UNOSAT, dengan yang lain dari penerbangan pengawasan oleh Selandia Baru dan Australia.

Menteri Pertahanan Selandia Baru, Peeni Henare akan mengirimkan bantuannya secara nirsentuh. Negara tersebut menjanjikan 680.000 USD awal untuk upaya pemulihan dan juga telah mengirim tim survei dan penyelaman untuk menilai kerusakan pada pelabuhan.

Badan bantuan internasional Amerika Serikat juga mengatakan bahwa mereka bekerja dengan mitra untuk menyediakan pasokan bantuan dan tempat tinggal bagi penduduk Tonga.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian, mengatakan bahwa Beijing sedang bersiap untuk mengirim air minum, makanan, alat pelindung diri, dan persediaan lainnya ke Tonga segera setelah penerbangan dilanjutkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jelang Hari Buruh Sedunia, Polda DIY Serahkan Bantuan Sembako

Mata Indonesia, Yogyakarta – Memperingati Hari Buruh Sedunia, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, S.I.K., M.H., menyerahkan bantuan sembako kepada Koperasi Konsumen Persatuan Buruh DIY di Gedung Pertemuan Bumi Putera Yogyakarta, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Selasa (30/4/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini