Ulama Besar Ungkap Peran Soekarno Pada Rencana Pembubaran Al-Azhar

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Presiden Soekarno yang sering dituding membela komunis ternyata punya andil besar terhadap Universitas Al-Azhar di Kairo sehingga jadi pusat pemikiran Islam dunia. Jika tak campur tangannya, perguruan tinggi Islam legendaris itu sudah tidak ada sekarang dan Mesir tidak dikenal seperti sekarang.

Hal itu terungkap dari Shaikh DR. Ali Gomaa Mohamed Abdel Wahab yang lebih dikenal dengan ‘Ali Jum’ah Muhammad ‘Abdul Wahab. Di Mesir dia dikenal sebagai ulama atau Mufti Besar Mesir periode 2003 – 2013.

Dalam sebuah wawancara televisi Shaikh itu mengungkapkan keinginan Presiden Mesir era 50 -an Gamal Abdul Nasser untuk menutup Al-Azhar yang akan digantikan dengan institusi lebih baru.

Pembawa acara televisi Mesir sampai kaget mendengar keinginan mantan presidennya tersebut di masa lalu.

Soekarno yang disebut Shaikh Ali dengan nama depan Ahmad, langsung mengingatkan Gamal saat dia ke Bandung 1959.

Saat itu presiden pertama Indonesia itu mengingatkan bahwa bangsa kita termasuk warga dunia mengenal Mesir karena Al-Azhar.

“Jadi kamu harus menguatkan Al-Azhar hingga menjadi pusat pemikiran Islam dunia,” ujar Shaikh itu menirukan Soekarno.

Soekarno menasihati itu kepada Gamal Abdul Nasser karena mereka adalah sahabat yang saling menyayangi.

Akhirnya Presiden Mesir itu mengeluarkan Undang-Undang Nomor 103 Tahun 1961 untuk pengembangan Al-Azhar agar bisa dikenal dunia.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini