MINEWS, INTERNASIONAL – Suasana mencekam teror penembakan di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood di Christchurch yang menewaskan puluhan Muslim pada Jumat 15 Maret 2019 lalu ternyata masih sangat dirasakan warga Selandia Baru, khususnya yang beragama Islam.
Teror itu bahkan berefek pada aktivitas sekolah murid-murid Islam di kota Dunedin. Banyak siswa Muslim yang memilih tidak turun sekolah karena takut ancaman teror.
Mengutip News Zealand Herald, ada pun anak-anak perempuan yang bersekolah memilih untuk menanggalkan jilbabnya karena takut terindentifikasi sebagai Muslim.
Seperti di sekolah Brockville yang memiliki 28 murid Muslim, sebagian besarnya adalah pengungsi Suriah. Dari keseluruhan murid Muslim, hanya sepertiganya saja yang muncul di kelas.
“Mereka sangat takut dan sedih, karena beberapa mengenal korban secara langsung,” kata kepala sekolah Tania McDonald, Senin 18 Maret 2019.
“Di antara mereka ada yang tak memakai jilbabnya, hanya karena ingin terlihat seperti orang lain. Kami sudah mendorongnya memakai kembali jilbab itu, tapi semua ini jelas saja menyedihkan,” ujar McDonald menambahkan.
Pihak sekolah, kata dia, memberikan dukungan kepada para murid Muslim dengan tetap menekankan perilaku baik antara satu dengan yang lainnya.