MATA INDONESIA, JAKARTA – Tokoh-tokoh senior aktivis mahasiswa, termasuk Akbar Tanjung mendukung langkah Presiden Jokowi menyelamatkan bangsa Indonesia dari pandemi Covid-19 dan disebutnya langkah terbaik.
Hal itu terungkap dalam Renungan HUT Kemerdekaan RI ke-76 RI Alumni Kelompok Cipayung yang dikutip, Kamis 19 Agustus 2021.
Menurut Ketua Umum Persatuan Alumni (PA) GMNI Ahmad Basarah yang menjadi peserta renungan tersebut menyatakan Presiden Jokowi memiliki basis legalitas dan legitimasi yang kuat untuk melakukan segala hal yang terbaik melindungi bangsa dan segenap tumpah darah Indonesia termasuk dari bahaya dan ancaman pandemi Covid-19.
Hal senada diungkapkan Ketua Umum IKA PMII Ahmad Muqowam yang menegaskan pemerintahan Jokowi memiliki wewenang dan tanggung jawab menggerakkan pemerintahan pusat dan daerah beserta segenap elemen masyarakat Indonesia.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang menjadi keynote speaker di forum itu menegaskan pandemi Covid-19 merupakan momentum menguji, mengajarkan, dan mengasah rakyat Indonesia, sekaligus memperkuat kemandirian dan mempererat soliditas bangsa.
Ungkapan No-one is safe until everyone is safe dalam menyelesaikan pandemi ini menurutnya sangat tepat untuk memperjelas pentingnya kepublikan.
Dalam konteks Indonesia, lanjut mantan rektor UGM itu, komitmen kepublikan ditunjukkan dengan perlunya gotong royong, semangat koperasi, dan berbagai hal lainnya yang digerakkan secara bersama-sama.
“Tidak bisa lagi mengatasi pandemi dengan hanya mengandalkan langkah-langkah privat atau pribadi,” kata Pratikno.
Sementara, Akbar Tanjung yang mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) periode 1971-1974 mengingatkan bahwa Kelompok Cipayung adalah cermin dari semangat Indonesia yang dicita-citakan.
Dia berpesan agar semangat itu harus tetap dijaga dan diwariskan kepada generasi penerus serta menjadi cerminan semua elemen bangsa Indonesia.
Kelompok Cipayung adalah forum komunikasi lima organisasi mahasiswa yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Pada 22 Januari 1972 kelimanya melakukan diskusi di Cipayung, Jawa Barat dan menghasilkan pemikiran bersama di bawah judul “Indonesia yang Kita Cita-Citakan.”