MATA INDONESIA, KUALA LUMPUR – Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob akan membentuk pemerintahan berikutnya setelah memperoleh mayoritas suara parlemen dari koalisi yang sama yang runtuh awal pekan ini.
Muhyiddin Yassin mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Senin (16/8) setelah mengakui bahwa ia telah kehilangan dukungan dari aliansinya. Keputusannya mengakhiri 17 bulan masa jabatannya dan melemparkan negara itu ke dalam kekacauan politik lebih lanjut di tengah gelombang Covid-19 dan kemerosotan ekonomi.
Jika dikonfirmasi, pengangkatan Ismail Sabri akan menandai kembalinya partai United Malays National Organization (UMNO) ke kepemimpinan, tiga tahun setelah kekalahannya dalam pemilihan umum karena tuduhan korupsi yang meluas, terutama seputar skandal multi-miliar dolar di dana investasi 1Malaysia Pembangunan Berhad (1MDB).
UMNO, yang memerintah negara itu selama lebih dari 60 tahun sebelumnya, adalah bagian dari koalisi Muhyiddin tetapi menolak keras untuk memainkan peran kedua. Dua pemerintahan yang muncul setelah jajak pendapat terbukti rapuh dan berumur pendek.
Ismail Sabri mendapatkan dukungan mayoritas dengan 114 anggota parlemen dari 222 kursi parlemen mendukungnya, melansir Reuters, Kamis, 19 Agustus 2021.
Raja Al-Sultan Abdullah, raja konstitusional, ingin setiap perdana menteri baru menghadapi mosi tidak percaya parlemen untuk menunjukkan bahwa mereka mendapat dukungan mayoritas.
Anggota parlemen yang mendukung Ismail Sabri diminta untuk bertemu raja untuk memverifikasi dukungan mereka, kata anggota parlemen UMNO Ahmad Maslan di Twitter pada hari Kamis.
Blok oposisi, yang sebagian besar mendukung Anwar Ibrahim, belum diundang ke istana, kata anggota parlemen oposisi Ong Kian Ming di Twitter. Raja dijadwalkan bertemu dengan bangsawan senior negara lainnya. Keputusan tentang perdana menteri baru kemungkinan akan diumumkan setelah itu.