TNI Bantu Bangun Dapur Umum untuk Korban Kebakaran di Manokwari

Baca Juga

MATA INDONESIA, MANOKWARI – Kodam XVIII Kasuari bersama Koramil 1801- 01 Manokwari menunjukkan perhatian yang besar atas peristiwa kebakaran kebakaran di komplek Borobudur, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Kebakaran yang terjadi pada 30 September 2021 lalu tersebut menghanguskan banyak rumah.

Menurut Danramil 1801-01/Manokwari Mayor Inf D. Mendrofa, pihaknya mendirikan dapur umum di KLK Manokwari.

“Dapur umum yang dirikan itu merupakan bentuk kepedulian TNI terhadap warga terdampak kebakaran,” katanya, Senin 4 Oktober 2021.

Untuk membantu ketersediaan makanan untuk para pengungsi, TNI menjalin kerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Manokwari. “Kita siap melayani kebutuhan makanan selama 24 jam bagi para pengungsi,” ujarnya.

Sementara itu, pihaknya juga menempatkan beberapa Babinsa setiap posko pengungsian untuk mendata dan mengendalikan pendistribusian logistik serta menjaga ketertiban dan keamanan di tempat pengungsian.

“Dengan berseragam PDL Loreng, mereka berjibaku di dapur membantu petugas dapur umum menyiapkan lauk, sayur dan nasi untuk didrop ke 3 lokasi pengungsi.” katanya.

Bantuan tersebut mendapat apresiasi dari para pengungsi. Salah satu pengungsi La Abidi mengungkapkan para pengungsi yang tinggal di KLK sangat terbantu dengan kehadiran Dapur Umum Kodam Kasuari yang melayani makan pagi, siang dan malam.

“Melihat kepedulian dari TNI ini, kami pengungsi dan relawan secara bergantian membantu bapak-bapak tentara yang bekerja di dapur umum ini,”ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Media Sosial sebagai Alat Propaganda: Tantangan Etika dalam Pengelolaan oleh Pemerintah

Mata Indonesia, Jakarta - Di era digital, media sosial telah menjadi saluran utama komunikasi massa yang memfasilitasi pertukaran informasi dengan cepat. Dalam kerangka teori komunikasi, media sosial dapat dilihat sebagai platform interaksi yang bersifat dialogis (two-way communication) dan memungkinkan model komunikasi transaksional, di mana audiens tidak hanya menjadi penerima pesan tetapi juga pengirim (prosumer). Namun, sifat interaktif ini menghadirkan tantangan, terutama ketika pemerintah menggunakan media sosial sebagai alat propaganda.
- Advertisement -

Baca berita yang ini