MINEWS.ID, JAKARTA – Penunjukkan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) oleh Jokowi sangat menguntungkan karena ruang geraknya semakin luas. Pemerintah Amerika Serikat yang semula melarangnya masuk ke negeri Paman Sam itu, sikapnya berubah 180 derajat sekarang.
“Sejak jadi Menhan ada beberapa dari negara yang kemudian bersilahturahim kepada Pak Prabowo, termasuk dari tim Amerika Serikat. Kemudian dalam silaturahmi itu juga menyampaikan undangan berkunjung,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Jakarta, Selasa 29 Oktober 2019.
Sejak tahun 2000, Prabowo ditolak masuk Amerika Serikat menurut laporan New York Times karena jenderal bintang tiga itu diduga sebagai pemicu kerusuhan besar-besaran di Jakarta dan beberapa tempat di tanah air pada 1998. Hingga tahun 2012, penolakan itu masih berlangsung.
Seorang pejabat Pemerintah AS menyatakan Prabowo berpeluang mendapat visa AS jika dia memenangkan pemilihan presiden pada 2014.
Hal tersebut pernah dilakukan terhadap Perdana Menteri India Narendra Modi yang pernah dilarang masuk AS karena dituding terlibat dalam kerusuhan berbasis agama di negara bagian Gujarat pada tahun 2002.
Penolakan tersebut berdasarkan UU tahun 1998 tentang Keimigrasian. Namun pada saat Modi memenangkan pemilu 2014, presiden AS saat itu, Barack Obama langsung mengundang dia ke AS.
Deplu AS memberikan visa jenis A-1 kepada Modi yang berarti tiap kepala pemerintahan memiliki kekebalan diplomatik, kecuali pemberian visa oleh Deplu AS itu ditolak langsung oleh Obama
Hal yang juga terjadi pada Prabowo. Karena diangkat Jokowi sebagai Menteri Pertahanan dia boleh masuk AS lagi sekarang.