MATA INDONESIA, WASHINGTON – Amerika Serikat tidak kunjung mengakui dua tentara bayarannya yang ditangkap di Ukraina.
Sebab, hingga ini Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov tidak pernah ada permintaan konfirmasi dari Pemerintah Amerika Serikat.
“Tidak ada permintaan ke kedutaan. Saya tidak mengkonfirmasi menerima permintaan semacam ini dari pihak AS,” kata kepala misi diplomatik Rusia.
Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, seperti dilaporkan Tass, mengatakan pada hari Selasa bahwa pemerintah AS telah “berhubungan dengan pihak berwenang Rusia mengenai warga AS yang mungkin telah ditangkap saat berperang di Ukraina.”
Sementara juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa dua orang Amerika yang ditangkap di Donbass tersebut dituduh melakukan tentara bayaran.
Karena mereka merupakan tentara bayaran sehingga tidak tunduk pada konvensi Jenewa yang mengatur korban perang.
Sekretaris pers presiden Rusia mencatat tindakan orang Amerika yang ditangkap “harus diselidiki dan mereka harus dibawa ke pengadilan.”
Meski begitu, dia tidak memperhitungkan kemungkinan bahwa pengadilan akan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka.
Pekan lalu, Daily Telegraph Inggris melaporkan bahwa dua mantan prajurit AS, Alexander Drueke yang berusia 39 tahun dan Andy Huynh yang berusia 27 tahun, ditangkap di dekat Kharkov.
Pada 16 Juni, Departemen Luar Negeri AS mengatakan Amerika Serikat siap kontak dengan Rusia atas warga Amerika yang ditahan di dekat Kharkov, Ukraina untuk berpartisipasi dalam pertempuran.
Badan tersebut mengulangi rekomendasi kuatnya kepada warga AS untuk menahan diri dari mengunjungi Ukraina.