MATA INDONESIA, SERADALA – Kelompok Separatis dan Teroris Papua (KSTP) kembali berulah. Kali ini mereka melakukan kekerasan di Kampung Bingky, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua. Kebrutalan mereka membuat pembangunan dua unit jembatan yang masuk dalam proyek jalan Trans Papua terpaksa harus dihentikan.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Balai Pelaksana Jalan dan Jembatan Wamena, Zepnat Kambu. Ia menjelaskan, akibat serangan KSTP pada Jumat 25 Juni 2021 lalu ada empat orang tewas dan satu orang bernama Obaja Nang mengalami luka tembak.
Meski demikian, ia mengatakan bahwa saat ini seluruh pekerja, konsultan dan pegawai telah berada pada posisi aman. “Total ada 93 orang yang lari, sekarang mereka semua sudah aman dan ada di Dekai,” katanya, Senin 28 Juni 2021.
Ia pun menyayangkan aksi kekerasan tersebut. Ia mengatakan, niat negara yang ingin mengejar ketertinggalan pembangun di Papua malah terhambat karena masalah keamanan.
“Saat kejadian kami perintahkan manusia aman dulu, alat kasih tinggal,” ujarnya.
Ia mengaku saat ini belum berani melanjutkan pengerjaan pembangunan dua jembatan yang memiliki bentang panjang 60 meter dan 40 meter tersebut.
“Kita lihat tujuh sampai 14 hari ke depan sambil menunggu rekomendasi dari pihak keamanan,” katanya.
Sebagai informasi, dua unit jembatan yang ada di Kali Kuk dan Kali Wit tersebut merupakan salah satu program strategis nasional untuk membuka keterisolasian Papua. Anggaran pembangunan dua proyek ini mencapai Rp 44 miliar.