MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM) langsung ke individu atau rumah tangga miskin adalah kebijakan yang tepat. Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi menyatakan kebijakan ini tepat daripada memberikan subsidi ke produk komoditasnya.
Menurut Fithra Faisal yang juga Direktur Eksekutif Next Policy data rumah tangga miskin di Indonesia saat ini sudah semakin baik dan terbaik di wilayah Asia Tenggara. Jika subsidi dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT), maka masyarakat juga bisa mengalokasikan uang tersebut dengan lebih fleksibel.
Apalagi, tujuan awal subsidi adalah mengurangi beban masyarakat miskin, sedangkan masyarakat menengah ke atas tidak perlu dibantu. ”Pada zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hal seperti ini pernah terjadi dan tak ada gejolak apapun,” ujarnya kepada Mata Indonesia News, Minggu 28 Agustus 2022.
Kenaikan harga BBM karena beban dari sisi fiskal yang sangat besar telah mencapai Rp 502 triliun. Sebagian besar dari subsidi dan kompensasi BBM selama ini tidak tepat sasaran. Atau lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat kelas menengah ke atas. Menurutnya, kenaikan yang ideal tentu mengikuti harga keekonomiannya. Namun pemerintah perlu untuk memberikan jaring pengaman sosial tambahan dan subsidi untuk dunia usaha agar tidak mengganggu proses produksi karena biaya produksi yang terlalu mahal.
Fithra menilai, terjadinya krisis geopolitik di Rusia dan Ukraina membuat harga minyak mentah mencapai di atas 100 dollar AS per barrel. Apalagi Arab Saudi, negara yang memproduksi BBM juga terus menaikan harga minyak mentah dunia karena selama dua tahun pandemi, harga minyak dunia terus menurun.
Tingginya harga minyak dunia berpotensi membuat subsidi energi membengkak. Pemerintah berisiko mengeluarkan dana sebesar Rp 320 triliun untuk subsidi dan kompensasi energi. Tren harga minyak dunia memang terus bergerak naik ke level di atas 100 dollar AS per barrel.
Harga minyak dunia yang naik turut mengerek harga minyak mentah Indonesia (ICP/Indonesia Crude Price).