Sikap Ekonomi ASEAN di Tengah Perang Dagang yang Memanas

Baca Juga

MATA INDONESIA, BANGKOK – Negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, cukup terdampak dalam perang dagang yang kian memanas antara AS dan Cina. Tak ingin tenggelam dalam perseteruan orang lain, ASEAN pun segera bersikap tegas.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-34 ASEAN di Bangkok, Thailand, para pemimpin negara-negara ASEAN berkomitme untuk sama-sama menguatkan ekonomi dan keamanan kawasan, sekaligus mempertegas posisi ASEAN di tengah perang tersebut.

“Kami juga mendukung kesimpulan dari negosiasi RCEP tahun ini,” ujar Ketua ASEAN tahun ini, Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha, dalam konferensi pers di sela-sela KTT ke-34 ASEAN, Bangkok, Thailand, Minggu 23 Juni 2019.

Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) itu disebut akan membantu ASEAN mengelola perubahan dan ketidakpastian di kawasan, terutama dalam hal ketegangan perdagangan antara mitra dagang penting ASEAN.

Menurut Prayut, dengan RCEP, ASEAN akan memiliki daya tawar untuk melakukan negosiasi karena ASEAN akan memiliki nilai tawar yang tinggi sebagai blok regional terbesar di dunia dengan 650 juta orang warga.

Prayut juga menyebut Thailand, Indonesia, Singapura dan Vietnam akan segera membahas masalah perang dagang AS-Cina dalam KTT G20 pekan depan. ASEAN juga menyetujui pendekatan bersama pada inisiatif Indo-Pasifik pada saat ketegangan AS-China meningkat dan memaksa negara-negara ASEAN untuk memihak.

RCEP merupakan gagasan untuk mengintegrasikan perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) ASEAN dengan enam negara mitra dagang, yakni China, Jepang, Korsel, India, Selandia Baru, dan Australia.

ASEAN sudah menjalin kerja sama perdagangan dengan enam negara itu, yakni ASEAN-China FTA, Kerja sama Kemitraan Ekonomi ASEAN-Jepang, ASEAN-Korea FTA, ASEAN-Australia-Selandia Baru FTA, dan ASEAN-India FTA.

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini