MATA INDONESIA, JAKARTA – Memasuki era new normal corona, sektor logistik dan transportasi diharapkan menjadi salah satu penopang bagi perekonomian Indonesia. Terkait hal ini Presiden Jokowi pun telah Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional pada tanggal 16 Juni 2020 lalu.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yuki Nugrahawan Hanafi pun berharap kebijakan ini bisa menjadi stimulus bagi kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional.
“Gagasan Indonesia National Logistic Ecosystem (NLE) ini sudah pernah saya sampaikan sejak dua tahun lalu. Alhamdullilah, Inpresnya sudah ditandatangani pada pertengahan Juni kemarin,” ,” ujarnya saat bertandang ke kantor Mata Milenial Indonesia, Kamis 2 Juli 2020.
Yuki juga pun berharap kebijakan ini dapat menghantarkan Indonesia agar lebih tangguh dan kuat menghadapi beragam tantangan dan persaingan di masa mendatang.
“Kita harus menyesuaikan diri, bukan saja dengan corona, tapi kita juga harus menyesuaikan dengan situasi, kondisi, tantangan dan persaingan pada masa-masa yang akan datang,” katanya.
Meski demikian, Yuki menyarankan agar pemerintah perlu melakukan antisipasi karena dalam waktu dekat Indonesia akan berhadapan dengan era ASEAN connectivity. Di mana ada pergerakan antara barang dan manusia sudah tidak bisa dibatasi (borderless).
“Dari pada aturan itu hanya untuk menghadapi corona, tapi harus menyesuaikan jauh ke depan karena kita akan berhadapan dengan persaingan,” ujarnya.
Yuki pun menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh dua faktor yaitu konsumsi dan investasi. Ia pun menyarankan agar pemerintah perlu menerapkan kebijakan untuk memberikan kemudahan bagi investasi di Indonesia.
Untuk itu, Indonesia perlu memiliki daya saing yang kuat. Agar investasi bisa masuk ke tanah air, maka pemerintah perlu menurunkan biaya-biaya logistik seperti ekspor-impor maupun logistik nasional.
“Kebijakan ini perlu payung hukum yang satu dan ini perlu kita dorong terus agar tidak hanya berguna untuk new normal saja, tapi berguna di masa mendatang. Dengan begitu, akan lebih banyak investasi yang masuk ke Indonesia,” katanya.
Yuki lalu menganjurkan agar para pelaku usaha perlu beradaptasi dan menata ulang semua lini bisnis secara struktural, mendasar maupun menyeluruh. Mereka juga dianjurkan untuk membuat strategi, visi dan misi baru berbasis teknologi. “Perlu juga merumuskan ulang branding, produk, marketing, bahkan keuangan perusahaan bila perlu,” ujarnya.
Selain itu, perlu juga merancang ulang struktur organisasi sumber daya manusia (SDM) maupun jobdesk agar bisa menciptakan model usaha baru yang lebih survive dan terus maju.
“Terutama sektor UMKM harus terus didorong karena merupakan penopang ekonomi bangsa ini dan sejarah sudah membuktikannya,” katanya.