Samakan Sukarno dengan Nabi Muhammad, Sukmawati Diminta Belajar Lagi tentang Islam

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Pernyataan Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden pertama RI Sukarno banyak menuai protes. Salah satunya dari syarikat Islam. Pernyataan Sukmawati itu dianggap berlebihan dan tak relevan.

“Itu memang tidak pantas untuk diucapkan membandingkan Nabi Muhammad dengan Sukarno walaupun konteks di abad 20. Memang tidak ada Nabi Muhammad di abad 20. Tapi pernyataan membandingkan itu, satu tidak pas, dua tidak relevan. Jadi itu berlebihan dan tidak mengetahui dan merasakan perasaan keberagamaan dari umat Islam,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Syarikat Islam Hamdan Zoelva kepada wartawan.

Hamdan menyarankan kepada Sukmawati agar belajar lagi tentang Islam. Hamdan membandingkan Sukmawati dengan ayahnya Sukarno yang mempunyai pemahaman Islam yang kuat.

“Saya kira Sukma ini kalaupun seorang muslim, perlu belajar lah Islam itu. Ayahnya itu sangat dalam sekali Islamnya. Sukarno itu memiliki pemahaman Islam yang sangat luar biasa, sayang tidak ikut Bapaknya,” ujarnya.

Hamdan mengatakan perbandingan Nabi Muhammad dengan Sukarno memang sangat tidak relevan. Perbandingan ini juga menurut Hamdan menyinggung perasaan umat Islam.

“Dua hal yang berbeda, nabi seorang nabi, Sukarno seorang pejuang dan proklamator, itu konteks yang beda, jadi nggak perlu dibanding-bandingkan,” ujarnya.

Diketahui, Sukmawati dilaporkan dilaporkan oleh Korlabi ke Polda Metro Jaya atas dugaan penistaan agama terkait ucapannya yang membandingkan Sukarno dengan Nabi Muhammad SAW. Selain oleh Korlabi, Sukmawati dilaporkan oleh Forum Pemuda Muslim Bima (FPMB) ke Bareskrim Polri.

 

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini