Sah Jadi Dirut Garuda Indonesia, Ini PR Irfan Setiaputra

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemecatan kepada Eks Direksi Utama (Dirut) Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara membuat posisi tersebut kosong sejak Desember tahun lalu.

Pada bulan yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan mengajukan tiga nama sebagai calon Dirut Garuda, namun nama tersebut belum dipublikasikan hingga rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) digelar pada 22 Januari 2020.

Dari sekian banyak nama yang digadang-gadang menjadi pengganti I Gusti Ngurah Askhara, hanya satu nama terkuat, Irfan Setiaputra mantan Direktur Utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti).

Kemarin, tepat tanggal 22 Januari 2020, RUPSLB digelar. Hasilnya seperti dugaan orang banyak, Irfan Setiaputra terpilih menjadi Direksi Utama PT Garuda Indonesia yang baru setelah melewati seleksi panjang dan ketat oleh Menteri BUMN.

Tentu menjadi Dirut Garuda bukan pekerjaan yang mudah karena ke depannya akan banyak tugas menumpuk dan harus segera diselesaikan.

Kira-kira apa saja ya tugas atau PR yang harus dikerjakan oleh Dirut Garuda yang baru ini?

1. Membayar hutang

Menurut Alvin Lie Ling Piao Anggota Ombudsman dari data pribadinya bahwa PT Garuda Indonesia mempunyai hutang sebesar 500US$.

“Data yang saya punya, ada hutang Garuda yang jatuh tempo pada bulan mei ini yang jumlahnya 500 dolar, saya yakin tidak mungkin dibayar dari hasil bisnis, tapi akan dibayar dengan hutang baru lagi. Tapi harus lebih murah dari hutang lama, kalau nggak gitu buat apa,” ucap Alvin.

2. Memperkuat kebersamaan di Garuda Selama ini

Dengan banyaknya karyawan di Garuda menjadi tantangan sendiri bagi Irfan untuk menjadi leader yang menyatukan agar tidak ada lagi perkubuan di dalam Garuda itu sendiri.

“Di dalam Garuda masih terkotak-kotak. Karyawannya ribuan, tolong berhasil untuk semuanya (merupakan) bagian dari garuda karena ada yang merasa garuda dari yang lain. dan ini tidam sehat,” jelasnya.

3. Masalah bisnis

Penuturan dari Alvin yang menyebutkan bahwa sebagian dari pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh Garuda umurnya sudah lumayan tua sekiatr 8-10 tahun.

“Dari aspek keselamatan tidak masalah, tapi dari aspek efisiensi dan daya tarik kepada penumpang sudah menurun. Garuda dituntut untuk melakukan peremajaan armadanya,” lanjutnya. (Anita Rahim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini