MINEWS, JAKARTA-Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) angkat bicara terkait saf salat yang dicampur antara jemaah laki-laki dan perempuan saat kampanye akbar Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Gelora Bung Karno (GBK), Minggu 7 April 2019.
“Dimana pun lokasinya orang salat itu nggak boleh campur (laki-laki dan perempuan) safnya, nggak boleh, haram,” kata Wasekjen PBNU, Masduki Baidlowi saat dihubungi wartawan.
Ia mengatakan ibadah salat merupakan sarana umat Islam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena itu, tak boleh melanggar apa yang menjadi larangan, salah satunya berkumpul dengan lawan jenis saat melaksanakan salat
Karena tujuan salat, kata dia mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tujuan mendekatkan diri maka harus dihindari hal-hal yang menyebabkan terlibat dalam hukum yang justru menjauhkan diri kepada Allah SWT.
“Apa yang menjauhkan? Ya hal-hal yang tidak bolehnya, wong kita ini mau mendekatkan diri kepada Allah dalam melakukan kewajiban itukan hal yang harus dihindari adalah larangannya. Larangannya tidak boleh berkumpul laki-laki dan perempuan,” ujarnya.
Ia pun menggarisbawahi salat dengan posisi saf tercampur itu dipebolehkan asal dalam ‘kondisi darurat’ saat melaksanakan hal yang wajib. Ia kemudian mencontohkan kondisi darurat saat melaksanakan kewajiban yakni pada saat di Padang Arafah dan lempar jumrah ketika melakukan ibadah haji.
“Kalau menurut kami nggak boleh jadi itu salatnya harus diatur sedemikian rupa dari awal, karena itu akan lama dan mengharuskan kondisi di mana melakukan salat wajib jadi harus diatur saf nya,” katanya.
Ketua Umum GNPF-U Yusuf Muhammad Martak sudah memberi penjelasan terkait bercampurnya jemaah laki-laki dan perempuan dalam satu saf. Dia menegaskan tak ada unsur kesengajaan mencampurkan lelaki dan perempuan dalam satu saf salat.
Karena kondisi massa yang padat, ada perempuan yang salat di dekat lelaki meski tak bersebelahan. Lokasi kampanye di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.