Rupiah Diramalkan Bergerak Positif Hari Ini

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) diramalkan bakal menguat di awal pekan, 7 Oktober 2019.

Sebagai perbandingan pada Jumat lalu, rupiah ditutup menguat 0,24 persen di level Rp14.138 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa penguatan rupiah di Senin ini disebabkan oleh sejumlah sentimen dari luar negeri di antaranya sebagai berikut.

Pertama, aktivitas jasa melambat, manufaktur terkontraksi, plus perang dagang dengan Uni Eropa sangat berisiko membuat perekonomian AS tersendat. Bahkan bukan tidak mungkin jatuh ke jurang resesi. Sejumlah pihak menyatakan bahwa AS bisa disebut sudah mengalami semi-resesi.

“Oleh karena itu, pelaku pasar semakin yakin bahwa Bank Sentral AS bakal terus menerapkan kebijakan moneter yang longgar dengan menurunkan suku bunga acuan,” ujar dia Jumat lalu.

Kedua, tanda-tanda meningkatnya badai proses pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump, yang pada hari Kamis secara terbuka dan berulang kali mendesak China untuk menyelidiki keluarga Biden untuk kegiatan kriminal.

“Tampaknya Trump memenuhi definisi wajar untuk mencari intervensi asing dalam pemilihan 2020,” kata Ibrahim.

Ketiga, perkembangan perdagangan AS-China yang lebih baik diharapkan menjadi fokus. Alasannya karena Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa delegasi dari Cina akan pergi ke Washington minggu depan untuk pembicaraan perdagangan lebih lanjut.

Keempat, soal Brexit. Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan proposal Brexit yang terbaru dari pemerintah menawarkan kemungkinan ‘kesepakatan yang dapat ditoleransi’.

“Namun, pasar tetap tidak yakin apakah proposal Johnson untuk menggantikan “backstop” perbatasan Irlandia akan berubah menjadi perjanjian perceraian Brexit?,” ujar Ibrahim.

Sementara dari dalam negeri, sentimen positif bagi rupiah datang dari prediksi soal pemerintahan Jokowi-Ma’rup Amin dalam 5 tahun ke depan yang akansemakin kondusif, berkat kemenangan kubu partai koalisi pemerintah di parlemen yang menduduki kursi pimpinan baik di DPR, DPD dan MPR.

“Ini menjadi berkah tersendiri karena dalam perjalanan nanti pemerintah akan lebih gesit lagi dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pro dengan kepentingan rakyat, sehingga tidak aka nada lagi kritikan dari kubu parlemen sehingga pemerintah dan Bank Indonesia akan kembali fokus terhadap fundamental yang ada dan terus mengawasi perkembangan global, akibat perang dagang dan Brexit,” kata Ibrahim.

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini