Roar!! Delapan F-16 Isi Acara Pelantikan Perwira TNI-Polri, Ini Spesifikasi Lengkapnya

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Suara pesawat tempur TNI Angkatan Udara (AU) begitu menderu pada Minggu pagi, 14 Juli 2019 di langit Jakarta. Masyarakat pun bertanya-tanya, apakah TNI sedang menyiapkan operasi perang? Jawabannya tidak.

Menurut TNI AU dalam twitnya di Twitter, pihaknya sedang menyiapkan delapan pesawat tempur F-16 untuk terbang di langit Jakarta. Alutsista tersebut rencananya bakal dipersiapkan untuk mengisi acara pelantikan perwira TNI dan Polri, pada Selasa 16 Juli 2019 di Istana Negara, Jakarta.

“Selamat pagi!! Selamat berhari minggu, bagi yang tinggal di pusat Jekardah, hari ini akan ada geladi dalam rangka Fly Past Praspa perwira di Istana Negara, 8 F-16s roar the capital’s sky!!” demikian twit akun Twitter resmi TNI AU @_TNIAU.

Sejumlah teknisi menyiapkan pesawat tempur F-16 di Skadron 16 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, Senin (22/12). Skadron 16 berkekuatan lima jet tempur F-16 bertugas sebagai pasukan pemukul udara untuk wilayah Indonesia Barat. ANTARA FOTO/FB Anggoro/Rei/mes/14.

Hal itu diamini Kepala Subdinas Penerangan Umum TNI AU Kolonel (Sus) Muhammad Yuris. “Iya ini bagian dari persiapan pelantikan perwira. (Tanggal) 16 Juli, Selasa besok, ya. Pelantikan perwira dari akademi militer, ada Akademi Angkatan Darat (AD), Akademi Angkatan Laut (AL), dan Akademi Angkatan Udara (AU) dan Akademi Kepolisian,” kata Yuris.

Nah buat yang penasaran seperti apa sih pesawat tempur F-16 TNI AU tersebut. Meski pesawat tempur tersebut merupakan hibah dari AS, namun TNI AU sudah melaksanakan program peremajaan pesawat F-16, bernama Enhanced Mid-Life Update (EMLU) – The Falcon Structural Augmentation Rodmap (Falcon STAR).

Sejumlah sistem avionik yang diperbaharui melalui proyek EMLU-Falcon STAR, seperti pemasangan Rudal Beyond Range yang memiliki jangkauan lebih dari 30 kilometer. Juga, Fire Control Radar dan JDAM (Joint Direct Attack Munitio) yang merupakan bom dengan dilengkapi pemandu laser.

Berikut spesifikasi lengkapnya:

Umum
Kru: 1
Panjang: 49 ft 5 in (15.06 m)
Rentang sayap: 32 ft 8 in (9.96 m)
Tinggi: 16 ft (4.88 m)
Luas sayap: 300 ft² (27.87 m²)
Airfoil: NACA 64A204 root and tip
Berat kosong: 18,900 lb (8,570 kg)
Berat isi: 26,500 lb (12,000 kg)
Berat maksimum saat lepas landas: 42,300 lb (19,200 kg)
Mesin: 1 × F110-GE-100 afterburning turbofan
Dorongan kering: 17,155 lbf (76.3 Templat:Newton (unit))
Dorongan dengan pembakar lanjut: 28,600 lbf (127 kN)
Kinerja

Laju maksimum:
At sea level: Mach 1.2 (915 mph, 1,470 km/h)
At altitude: Mach 2+ (1,500 mph, 2,410 km/h) clean configuration
Radius tempur: 340 mi (295 nmi, 550 km) on a hi-lo-hi mission with four 1,000 lb (450 kg) bombs
Jangkauan feri: 2,280 NM (2,620 mi, 4,220 km) with drop tanks
Langit-langit batas: 50,000+ ft (15,240+ m)
Laju tanjak: 50,000 ft/min (254 m/s)
Beban sayap: 88.3 lb/ft² (431 kg/m²)
Dorongan/berat: 1.095
Persenjataan
Senjata api: 1× 20 mm (0.787 in) M61 Vulcan 6-barreled gatling cannon, 511 rounds
Hardpoints: 2× wing-tip Air-to-air missile launch rails, 6× under-wing & 3× under-fuselage pylon stations holding up to 17,000 lb (7,700 kg) of payload
Roket:
4× LAU-61/LAU-68 rocket pods (each with 19× /7× Hydra 70 mm rockets, respectively) or
4× LAU-5003 rocket pods (each with 19× CRV7 70 mm rockets) or
4× LAU-10 rocket pods (each with 4× Zuni 127 mm rockets)

Rudal:
Air-to-air missiles:
2× AIM-7 Sparrow or
6× AIM-9 Sidewinder or
6× IRIS-T or
6× AIM-120 AMRAAM or
6× Python-4
Air-to-ground missiles:
6× AGM-45 Shrike or
6× AGM-65 Maverick or
4× AGM-88 HARM
Anti-ship missiles:
2× AGM-84 Harpoon or
4× AGM-119 Penguin

Bom:
8× CBU-87 Combined Effects Munition
8× CBU-89 Gator mine
8× CBU-97 Sensor Fuzed Weapon
Wind Corrected Munitions Dispenser capable
4× GBU-10 Paveway II
6× GBU-12 Paveway II
4× JDAM
4× Mark 84 general-purpose bombs
8× Mark 83 GP bombs
12× Mark 82 GP bombs
8× Small Diameter Bomb
3× B61 nuclear bomb

Others:
SUU-42A/A Flares/Infrared decoys dispenser pod and chaff pod or
AN/ALQ-131 & AN/ALQ-184 ECM pods or
LANTIRN, Lockheed Martin Sniper XR & LITENING targeting pods or
up to 3× 300/330/370 US gallon Sargent Fletcher drop tanks for ferry flight/extended range/loitering time.

Avionik
AN/APG-68 radar
MIL-STD-1553 bus

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini