Mata Indoneisa, Kulon Progo – Baru-baru ini, sejumlah wisatawan yang merupakan siswa SMP 7 Mojokerto mengalami insiden terseret arus di Pantai Drini, Gunungkidul, bahkan empat orang dinyatakan tewas. Kejadian tragis ini diduga dipicu oleh fenomena Rip Current, sebuah arus laut yang kuat dan berbahaya.
Untuk diketahui, Rip Current adalah arus sempit namun memiliki daya dorong yang sangat kuat. Arus ini bergerak tegak lurus dari bibir pantai menuju laut lepas dan terbentuk akibat pecahnya gelombang di dekat pantai. Ketika ombak pecah, muncul arus umpan (feeder current) yang kemudian kembali ke laut dengan energi yang besar, membentuk saluran arus kuat.
Beberapa arus umpan dapat berkumpul, menciptakan arus balik yang deras dan berpotensi menyeret perenang yang tidak waspada.
Pemerhati sekaligus Dosen Sekolah Vokasi, Hendi Fachturohman, menjelaskan bahwa berdasarkan riset yang telah ia lakukan, Pantai Drini memang memiliki Rip Current tipe menetap.
“Rip current yang bersifat menetap muncul pada kondisi gelombang tertentu,” ungkap Hendi dikutip Kamis, 6 Februari 2025
Ia menambahkan bahwa terbentuknya rip current dipengaruhi oleh kondisi hidrodinamis seperti gelombang, pasang surut, serta batimetri (kedalaman dasar laut). Struktur keras seperti tebing juga bisa memantulkan gelombang, memperkuat arus rip.
Menentukan Bahaya Rip Current
Rip current sendiri terbagi menjadi dua jenis, menetap dan berpindah. Rip current berpindah bergantung pada perubahan morfologi dasar laut, sementara rip current menetap bisa muncul secara konsisten di lokasi yang sama.
Hendi juga menegaskan bahwa semakin kuat aktivitas gelombang, semakin besar pula kekuatan rip current, sehingga meningkatkan risiko bagi wisatawan yang berenang terlalu jauh ke tengah laut.
Hendi memberikan beberapa tanda yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan rip current, di antaranya, tidak adanya buih di permukaan air setelah gelombang pecah.
Kedua, permukaan air tampak lebih tenang dibandingkan sekitarnya, padahal sebenarnya itu adalah jalur arus balik yang kuat.
Jika terjebak dalam rip current, tetap tenang dan jangan berenang melawan arus. Cara terbaik adalah berenang ke arah samping (kanan atau kiri) hingga keluar dari saluran rip current, lalu mengikuti aliran hingga bisa berenang kembali ke darat.
“Korban rip current biasanya kelelahan karena berusaha melawan arus, yang justru membuat mereka semakin sulit menyelamatkan diri,” tegas Hendi.
Untuk mengurangi risiko kecelakaan, Hendi menekankan pentingnya edukasi mengenai rip current, baik bagi wisatawan maupun pengelola wisata. Ia juga menyarankan agar informasi ini disampaikan oleh tour leader atau pihak terkait dalam industri pariwisata.