MINEWS, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) diramalkan akan kembali ditutup di zona hijau pada Selasa, 29 Agustus 2019. Sebagai perbandingan, kemarin Rupiah ditutup menguat di level 14.025 per dolar AS atau naik tipis 0,07 persen.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi rupiah masih akan menguat di level Rp 13.998-Rp 14.040 per dolar AS. Penguatan rupiah hari ini masih akan ditopang oleh sikap investor soal pertemuan The Fed (bank sentral AS) yang akan berakhir pada 30 Oktober mendatang dan juga pertemuan Bank Of Japan (BOJ) yang berakhir 31 Oktober nanti.
“The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini, tetapi analis pendapatan tetap mengatakan ini sebagian besar dihargai pada pasar, , tetapi beberapa analis memperkirakan The Fed akan enggan untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut (hawkish). Sementara BOJ condong ke arah menahan suku bunga sebagai antisipasi atas ancaman perang perdagangan AS-China dan Brexit,†ujar dia sore ini.
Selain itu, penguatan rupiah juga ikut dipengaruhi oleh kelanjutan perjanjian perdagangan AS dan China. Perjanjian ini diprediksi akan menyelesaikan beberapa kesepakatan, tetapi investor cenderung tetap skeptis karena sebagian kesepakatan tidak akan menghilangkan risiko yang ditimbulkan oleh gesekan perdagangan.
Selanjutnya, pergerakan mata uang garuda juga ikut dibayangi oleh rencana Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit).
“Ada harapan pada hari Senin nanti soal penundaan perceraian antara Inggris dan Uni Eropa menuju ke 31 Januari 2020, setelah Perdana Menteri Boris Johnson gagal memenangkan persetujuan untuk jadwal Brexitnya,†kata Ibrahim.
Sementara dari internal, pemerintah melalui menteri keuangan akan melakukan reformasi total di bidang keuangan, terutama di perpajakan dan perijinan guna untuk menambah pendapatan untuk negara. Selain itu, akan kembali melakukan strategi bauran guna untuk menambah daya gedor perekonomian sehingga konsumsi masyarakat kembali normal.
“Di samping itu presiden Jokowi juga sudah menginstruksikan kepada para menterinya agar kembali melakukan reformasi birokrasi sehingga modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri, sehingga rupiah kembali positif sesuai dengan keinginan pasar,†ujar Ibrahim.