Politisasi Agama Suburkan Intoleransi dan Radikalisme

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTAPolitisasi agama membuat generasi bangsa Indonesia  mudah berkelahi dan dipenuhi caci maki. Sebab agama di tangan politik akan menjadi alat untuk mencerai-beraikan manusia karena menyuburkan intoleransi dan radikalisme.

Pesan tersebut berasal dari Direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi yang diterima Mata Indonesia News, Sabtu 27 Februari 2021.

“Tokoh-tokoh Parpol memaki dan memfitnah lawan dengan menyitir ayat-ayat, penampilan agamis yang juga selalu melekat, adalah postulat khas “Khawarij” selama berabad-abad,” ujar Islah.

Tafsir agama di tangan orang-orang yang rakus kekuasaan, menurut Islah, hanya kosmetik dan senjata perang.

Menurut Islah, ada pihak yang menyatakan politik dan kekuasaan akan menyelamatkan agama. Dia menilai pernyataan itu terlalu jumawa, karena sejatinya agamalah yang membangun peradaban manusia.

Dari praktik itulah intoleransi dan radikalisme muncul karena saat itu agama ditunggangi ambisi politik dan kebencian.

Islah minta agar tidak membiarkan politik membuat agama kehilangan daya tariknya. Masa depan agama harus tetap berbasis kemanusiaan. Agama masa depan adalah ajaran dengan daya pikat utama: kedamaian.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini