Philadelphia Diguncang Kerusuhan Usai Polisi AS Tembak Pria Kulit Hitam

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ratusan pengunjuk rasa memenuhi Kota Philadelphia, Amerika Serikat menuntut keadilan rasial, setelah polisi menembak mati seorang pria kulit hitam. Korban diketahui bernama Walter Wallace berusia 27 tahun.

Insiden ini memicu gelombang protes yang telah berlangsung sejak Senin (26/10) malam waktu setempat. Dua petugas keamanan dilaporkan menembak Wallace pada Senin sore waktu setempat lantaran menolak menjatuhkan pisau yang digenggamnya.

Wallace mengarahkan pisau yang ia pegang ke arah polisi. Ia bahkan bahkan sempat mencoba melawan petugas yang mencoba menjatuhkannya ke tanah, akibatnya polisi pun menembakkan timah panas dan mengenai bahu juga dada Walace, demikian penuturan Juru Bicara Polisi, Tanya Little.

Tak berselang lama, petugas keamanan memasukan Wallace ke dalam mobil polisi dan membawanya ke rumah sakit. Akan tetapi nyawanya tak dapat diselamatkan, Wallace pun meninggal dalam perjalanan.

Melansir AFP, Rabu, 28 Oktober 2020, ayah Wallace memperkirakan anaknya menerima 10 kali tembakan. Sang ayah juga mengungkapkan bahwa anaknya menderita gangguan bipolar.

Akibat hal tersebut, ratusan orang pun turun ke jalan. Awalnya demonstrasi berjalan damai, menjelang malam, aksi unjuk rasa berubah menjadi penjarahan. Departemen Kepolisian memperkirakan sedikitnya 1.000 orang tengah menjarah pusat bisnis di daerah Castor dan Aramingo.

Berdasarkan rekaman dari helicopter, orang-orang terlihat membobol dan menjarah toko Foot Locker dan juga toko lainnya. Seorang reporter AFP yang berada di lokasi kejadian melihat polisi bersenjatakan tongkat terlibat bentrok dengan belasan pengunjuk rasa. Setidaknya ada 90 orang yang diamankan pihak kepolisian dan sebanyak 30 polisi mengalami luka-luka, termasuk seorang yang kakinya patah saat ditabrak truk.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini