Perbaiki Sikap, Cina Bebaskan Aktivis Taiwan

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEIJING – Pemerintah Cina mulai melunak terhadap Taiwan. Salah satu aktivis Taiwan Lee Ming Che bebas dari penjara Cina setelah selesai menjalani masa hukuman selama lima tahun.

Bebasnya Lee Ming Che, disampaikan juru bicara Kantor Dewan Negara Cina Urusan Taiwan, Ma Xiaoguang, Rabu 13 April 2022.

Ia tidak menyebutkan tanggal pembebasan aktivis dari Taiwan tersebut. Namun dia menyatakan bahwa aparat di Cina daratan sedang mengatur kepulangan Lee ke Taiwan.

Majelis hakim pengadilan tingkat banding di Provinsi Hunan pada November 2017 menjatuhi hukuman penjara selama lima tahun kepada Lee atas perkara subversif. Sementara rekan Lee, Peng Yuhua yang berkewarganegaraan Cina daratan mendapat vonis tujuh tahun atas perkara yang sama.

Pemerintah Cina menuding Lee dan Peng membentuk organisasi ilegal yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah dan memberikan ancaman serius terhadap keamanan nasional dan stabilitas sosial. Demikian putusan majelis hakim yang beredar di sejumlah media Cina.

”Selama menjalani masa penahanan, Lee mendapatkan akses pelayanan kesehatan dan komunikasi yang memadai serta mendapatkan jaminan hak-haknya terpenuhi,” kata Ma.

Namun dia menambahkan bahwa sejak pandemi Covid-19 melanda Cina pada 2020, pemerintah melarang kunjungan rutin kerabat Lee ke penjara. Hal ini untuk menghindari meluasnya wabah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini