MINEWS, JAKARTA – Kekhawatiran mengenai dampak perang dagang Cina vs AS kini terjawab sudah. Perang tersebut ternyata tak berdampak panjang untuk perekonomian Indonesia.
Seperti diungkapkan Kepala Ekonom BCA, David Samuel, Cina dan AS akan melanjutkan pembicaraan bidang perekonomian dan perdagangan di Washington, usai menyepakati beberapa hal penting dalam pertemuan di Beijing, pertengahan Februari lalu.
Kedua negara juga telah serius membahas hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama, seperti transfer teknologi, perlindungan hak dan kekayaan intelektua, tarif, jasa, hingga pertanian.
Kesepakatan itu berdampak positif bagi Indonesia, namun apapun dampaknya, menurut David, tak akan berdampak panjang atau hanya dalam jangka pendek saja.
“Dalam janga pendek, ekspektasi dampanya cukup oke, tapi untuk jangka panjang belum menjamin,” kata David, Sabtu 9 Maret 2019.
Adanya kesepakatan antara kedua negara juga mengurangi terjadinya diversifikasi risiko dari sisi alokasi investasi.
Data resmi menyebutkan bahwa nilai ekspor Cina ke AS pada 2018 telah mencapai angka 252,11 miliar renminbi (RMB) atau sekitar Rp 529,4 triliun.
Nilai ini naik 1,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara, investasi asing langsung dari AS ke Cina selama periode tersebut juga mengalami peningkatan sebesar 124,6 persen.