Penumpang KRL Masih Bandel untuk Jaga Jarak, KCI Terjunkan Marinir

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Menjaga jarak saat berada di transportasi umum menjadi salah satu aturan agar penyebaran virus corona tidak meluas. Namun, masih saja mereka (penumpang, red) tidak peka dengan aturan tersebut.

Nah, khususnya di KRL, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) bakal menindak tegas penumpang jika tidak menjaga jarak atau physical distancing.

VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Korps Marinir TNI AL dan satuan lainnya untuk menegakkan aturan tersebut.

“Tidak hanya petugas kami, tapi kami turunkan marinir. Total petugas pengamanan (gabungan) kami lebih dari 4 ribu orang,” kata Anne, Jumat 27 Maret 2020.

Di dalam kereta, kata dia, petugas dan personel Marinir proaktif melakukan pengumuman kepada masyarakat. Mereka juga tak segan menegur para pengguna yang tidak menjaga jarak satu sama lain.

Selain itu, Anne menjelaskan PT KCI juga telah berulang kali mengimbau agar penumpang untuk menjaga jarak. Namun ia menyatakan hal itu tidak akan efektif jika tidak ada kesadaran dari masyarakat untuk melakukan physical distancing.

“Kembali lagi kesadaran tinggi perlu karena announcement selalu kami lakukan. KCI enggak bisa sendirian harus saling support,” katanya.

Anne mengklaim penumpang KRL tidak banyak pada Jumat 27 Maret 2020. Cenderung lengang. Terutama jurusan Stasiun Kota-Bekasi.

Data terakhir yang dimilki oleh PT KCI menyatakan penumpang KRL turun drastis hingga 70 persen. Per Jumat ini, KCI hanya mengangkut 250 ribu hingga 300 ribu penumpang, tak seperti biasanya yang mencapai 1 juta penumpang per hari.

“Jadi perlu diedukasi banyak KRL kosong dan enggak perlu khawatir lakukan social distancing cek jadwal keretanya,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini