MATA INDONESIA, JAKARTA-Gubernur Anies Baswedan berencana maju dalam Pilpres di 2024 mendatang. Namun, kinerjanya saat ini selalu menjadi sorotan dari masyarakat mulai penanganan sampah, kemacetan hingga banjir.
Hal itu terungkap dalam diskusi akhir tahun yang diselenggarakan Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) dengan tema ‘Evaluasi Akhir Tahun dan Prospek Gubernur Anies’ digelar di Gedung Pasar Kenari, Jakarta Pusat, Jumat 27 Desember 2019.
Pengamat Intelejen, Stanislaus Ryanta mengatakan bahwa Anies Baswedan harus menjadi figur oposisi jika ingin maju sebagai calon Presiden dalam Pemilu 2024. Pasalnya, Anies akan kehilangan panggung selama dua tahun sebelum Pemilu digelar.
Pemerintah berencana menggelar Pemilu dan Pilkada serentak di tahun 2024. Sementara masa jabatan Anies sebagai Gubernur berakhir pada 2022. Artinya, ada dua tahun kekosongan bagi Anies untuk muncul di hadapan publik.
“Ada kekosongan dua tahun, Anies tidak punya panggung. Tahun 2022 selesai pasti diganti Plt. Tahun 2022 sampai tahun 2024 Anies kehilangan panggung. Ini yang harus jadi catatan,â€Â katanya.
Ryanta menilai saat ini ada kekosongan figur oposisi. Maka, menjadi oposisi adalah peluang yang dapat dimanfaatkan Anies.
Sutrisno Muslimin Pemerhati Jakarta mengatakan terkait kemacetan itu menjadi sorotan yang utama. Salah satunya kepadatan kendaraan yang terjadi saat ini. Jika melihat dari segi Pendidikan, Anies bisa memberikan intruksi kepada seluruh sekolah Negeri Jakarta agar siswanya untuk tidak membawa kendaraan pribadi, melainkan wajib menaiki kendaraan umum agar mengurangi kemacetan,†katanya.
Sementara, Politisi Partai Nasdem Wibi Andrino, beranggapan bahwa gurbernur Anies Baswedan masih kurang dalam penanganan sampah.
“Sehari produksi sampah mencapai 7.800 ton, sementara Intermediate Treatment Facility (ITF) hanya mampu menampung 2000 ton sampah,†katanya.
Peneliti senior Indopolling Network, Arum basuki mengatakan berdasarkan hasil penelitian terkait kepuasaan warga DKI Jakarta dengan kinerja Gubernur Anies Baswedan.
Masalah kemacetan masih menjadi persoalan utama, tak hanya itu mengenai pengelolaan sampah yang berdampak pada bencana banjir yang melanda Jakarta saat musim penghujan. (Anis Fairuz)