Penculik Haiti Ancam Bunuh 17 Misionaris Jika Uang Tebusan Tidak Dituruti

Baca Juga

MATA INDONESIA, PORT AU PRINCE – Seorang pria Haiti yang mengidentifikasi dirinya sebagai pemimpin geng yang menculik kelompok misionaris Kristen Amerika Serikat (AS) dan Kanada mengancam akan membunuh para sandera apabila uang tebusan yang mereka minta tidak dipenuhi.

Berbicara dalam sebuah video yang diposting di YouTube, pria tersebut dikenal di Haiti dengan nama Lamo Sanjou. Pria itu merupakan pemimpin geng 400 Mawozo yang menurut pihak berwenang berada di balik penculikan para misionaris pada akhir pekan.

Sebanyak 16 warga AS dan satu warga Kanada – termasuk di dalamnya lima anak-anak, sedang dalam perjalanan yang diselenggarakan oleh Christian Aid Ministries yang berbasis di Ohio.

“Jika saya tidak menemukan apa yang saya butuhkan, warga Amerika ini, saya lebih baik membunuh mereka semua, dan saya akan menodongkan senjata besar di kepala mereka masing-masing,” kata pria dalam video itu, melansir Reuters, Jumat, 22 Oktober 2021.

Sebelumnya, Menteri Kehakiman Haiti Liszt Simply mengatakan bahwa para penculik meminta uang tebusan sebesar 17 juta USD atau sekitar 240 miliar Rupiah. Artinya, 1 miliar Rupiah untuk setiap sandera.

Kasus ini memusatkan perhatian global pada masalah penculikan di Haiti yang mengerikan dan telah memburuk di tengah krisis ekonomi dan politik di negara Karibia yang telah menyebabkan meningkatnya angka kekerasan.

Gedung Putih mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk membantu para misionaris.

“Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk membantu menyelesaikan situasi ini,” kata wakil sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre.

Namun, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki pada konferensi menyoroti bahwa tetap menjadi kebijakan AS yang tidak bernegosiasi dengan kelompok teroris.

“Kami mencoba membebaskan mereka tanpa membayar uang tebusan apa pun. Ini adalah tindakan pertama. Jujur saja: Ketika kami memberi mereka uang, maka uang itu akan digunakan untuk (membeli) lebih banyak senjata dan amunisi,” ucap Psaki.

Sebagai catatan, geng 400 Mawozo dimulai sebagai pencuri lokal kecil-kecilan dan berkembang menjadi salah satu geng paling ditakuti di Haiti. Geng ini menguasai wilayah pedesaan di timur ibu kota Port-au-Prince, menurut pakar keamanan.

Geng Haiti ini terus memperluas wilayah kekuasaan mereka dalam beberapa tahun terakhir dan telah tumbuh lebih berani sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli.

Para pemimpin mereka – terutama Jimmy Cherizier, pemimpin koalisi geng yang disebut G9 – telah mengambil peran publik yang semakin meningkat, menawarkan wawancara ekstensif yang disiarkan online dan kadang-kadang mengancam politisi secara terbuka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tol Baru, Tantangan Baru: Polisi Siapkan Strategi Hadapi Kepadatan di Jogja saat Nataru

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tol Jogja-Solo segmen Klaten-Prambanan dipastikan mulai beroperasi secara fungsional selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Kehadiran tol ini diperkirakan akan meningkatkan jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Untuk mengantisipasi kepadatan, polisi lalu lintas telah mempersiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas.
- Advertisement -

Baca berita yang ini