MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintahan Jokowi membuat masyarakat Indonesia semakin mudah memiliki rumah bersubsidi karena Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabinet Indonesia Maju telah membangun aplikasi Sistem Informasi KPR Bersubsidi yang disebut SiKasep.
SiKasep adalah aplikasi berbasis Android yang digunakan Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR untuk menyalurkan KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Aplikasi itu mendapat penghargaan Top Digital Award 2020, Selasa 22 Desember 2020. Top Digital Award 2020 merupakan penghargaan di bidang teknologi informasi, telekomunikasi dan teknologi digital yang diselenggarakan Majalah IT Works.
Kriteria penjurian berdasarkan tata kelola informasi, konsistensi dan kesinambungan inovasi, kesesuaian infrastruktur dan sejauh mana dapat direkomendasikan dan diimplementasikan.
Aplikasi SiKasep itu benar-benar sangat memudahkan masyarakat berpenghasilan menengah hingga rendah untuk memperoleh rumah bersubsidi idamannya tanpa direpotkan dengan pernak-pernik administrasi seperti foto kopi berkas dan sebagainya. Semua cukup dilakukan melalui smartphone berbasis Android.
Namun, Kementerian PUPR tetap melakukan verifikasi kepada mereka yang mengakses aplikasi tersebut bahkan bisa membatalkan permohonan jika diketahui pemohonnya tidak layak mendapat subsidi perumahan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bahkan pernah menegaskan bahwa aplikasi tersebut untuk memastikan subsidi rumah benar-benar diterima orang yang tepat.
“Pastikan subsidi sampai ke tangan yang tepat, jangan main-main dengan uang subsidi dan kualitasnya sekali lagi harus dapat dipertanggungjawabkan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Berdasarkan dashboard management control, pada Selasa 22 Desember 2020 PPDPP sudah tercatat menyalurkan dan FLPP untuk 107.997 unit rumah senilai Rp 11,094 triliun atau 105,36 persen dari target yang ditetapkan pemerintah.
Sedangkan aplikasi SiKasep sudah digunakan 255.460 orang dan meloloskan 102.836 calon debitur, lalu 5.834 di antaranya masuk proses verifikasi bank pelaksana, sedangkan 1.247 calon debitur masuk dalam proses pengajuan dana FLPP.
