Pembatasan Boleh Dilonggarkan, IDI Ingatkan Masyarakat Tetap Disiplin Protokol Kesehatan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Drastisnya penurunan kasus Covid-19 di Indonesia jangan dijadikan alasan untuk euforia karena bisa saja kurva pandemi itu kembali naik dengan cepat seperti terjadi di India saat melonggarkan pembatasan terlalu cepat. Karenanya masyarakat harus waspada dan menjaga tidak mengabaikan protokol kesehatan.

Hal itu diungkapkan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban, Rabu 13 Oktober 2021.

“Ketika kurva naik cepat, maka akan juga turun dengan cepat. Bisa saja ada gejolak tiba-tiba dan membuat kurva naik cepat kembali. India menunjukkan seberapa cepat situasi dapat berubah jika melonggarkan situasi terlalu cepat. Bismillah untuk Indonesia,”

Saat ini, kondisi kurva pandemi Covid-19 Indonesia sama dengan posisi Mei-Juni 2020 atau sekitar sembilan bulan sebelum terjadinya lonjakan kasus pertama Januari 2021.

Lonjakan kasus pertama di Indonesia akibat tingginya mobilitas masyarakat saat libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Saat itu kasus harian tertinggi sekitar 14 ribuan.

Karenanya, posisi Covid-19 saat ini terbilang merupakan penurunan drastis karena puncak lonjakan kasus gelombang kedua pada Juli 2021 empat kali lipat dari puncak gelombang pertama.

Gelombang kedua terjadi akibat mobilitas masyarakat di libur lebaran 2021 ditambah dengan beredarnya varian Delta.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini