Tak Cerminkan Realitas, Masyarakat Wajib Menolak Narasi ‘Indonesia Gelap’

Baca Juga

Mata Indonesia, JAKARTA — Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, secara tegas menolak narasi “Indonesia Gelap” yang belakangan ramai disuarakan dalam sejumlah aksi unjuk rasa.

Dalam pidatonya pada acara Halal Bihalal dan pengumuman struktur kepengurusan baru PAN di Kantor DPP PAN, beberapa waktu yang lalu, Ia menyampaikan keyakinannya bahwa kondisi bangsa Indonesia tidak gelap’

“Indonesia hari ini, esok, akan terang seperti matahari di siang hari,” ujar Zulkifli Hasan dalam sambutannya.

Ia mengakui bahwa masih ada pihak-pihak yang pesimistis terhadap arah perjalanan bangsa. Namun, Zulkifli menilai respons terbaik terhadap kritik semacam itu bukanlah dengan retorika kosong, melainkan melalui kerja keras dan bukti nyata.

“Boleh saja sebagian mengatakan Indonesia gelap, tapi kita akan jawab dengan kerja-kerja nyata, dengan bukti-bukti nyata. Indonesia hari ini dan esok terang seperti matahari,” tegasnya.

Senada, pengamat intelijen Amir Hamzah juga mengkritisi penyebaran narasi “Indonesia Gelap” yang menurutnya bukan lahir secara organik dari masyarakat. Ia mencurigai adanya skenario politik di balik tema demonstrasi yang berlangsung serentak di berbagai kota.

“Demo yang terjadi di banyak kota dengan tema yang sama dalam waktu berdekatan menunjukkan adanya perencanaan. Ini bukan sekadar spontanitas dari masyarakat, melainkan ada aktor-aktor tertentu yang menggerakkan,” ujar Amir.

Ia menambahkan, isu ini sengaja digulirkan untuk merusak citra Presiden Prabowo dan membuka peluang bagi aktor politik lain. Menurutnya, framing ini berusaha menampilkan Prabowo sebagai pemimpin yang otoriter dan anti-kritik.

“Ada upaya untuk membentuk opini bahwa Prabowo adalah pemimpin otoriter, yang anti-kritik. Padahal, ini lebih kepada framing politik yang dimainkan oleh pihak tertentu,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini