MATA INDONESIA, JAKARTA – Aktivis media sosial (medsos), Yuari Pratanto menilai fenomena Bjorka sebenarnya sama saja dengan peretas-peretas sebelumnya seperti Opposite6890 dan Muslim Cyber Army (MCA), tetapi pemerintah harus mulai membenahi soal keamanan data pribadi.
“Nggak ada hal istimewa yang dibeber oleh Bjorka ini,” kata Yuari yang dikutip Selasa 13 September 2022.
Alasan Yuari karena sasaran peretasan itu dilakukan terhadap orang-orang yang tidak terlalu terkenal di luar negeri seperti Erick Thohir, Puan Maharani, bahkan Denny Siregar.
Dia bahkan menilai sumber data yang diretas hanya dilakukan melalui kartu sim pada smartphone sehingga hanya data umum saja yang terretas.
Meski begitu, Yuari meminta pemerintah harus segera memperbaiki fasilitas yang berkaitan dengan keamanan data pribadi.
Alasannya Bjorka bukanlah orang manca karena perhatiannya sangat lokal dan bisa dilakukan para peretas lainnya.
Dia meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta institusi lainnya yang berkaitan dengan komunikasi harus melakukan reformasi total.
Sebab, apa pun yang dilakukan Bjorka, MCA atau opposite6890 telah membuat masyarakat Indonesia prihatin akibat data pribadi mereka bisa bocor kemana-mana.