PAPDI Imbau Masyarakat Indonesia untuk Tak Ragu Vaksin Booster

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTAHingga saat ini Indonesia telah menyuntikkan sebanyak 184,411,174 vaksin Covid-19 dosis pertama dan sebanyak 127,915,174 dosis kedua.

Meski begitu,  Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) atau Indonesian Society of Internal Medicine mengimbau pemerintah untuk terus menggalakkan pemberian vaksin primer atau vaksinasi dosis pertama dan kedua kepada kelompok rentan.

Kelompok rentan yang dimaksud PAPDI di antaranya, warga lanjut usia atau lansia, mereka yang memiliki penyakit bawaan tertentu atau komorbid, ibu hamil, serta anak-anak.

“Cakupan vaksin primer harus terus ditingkatkan sesuai dengan pencapaian yang diharapkan terutama bagi kelompok, usia lanjut, komorbid, anak-anak dan ibu,” kata Ketua Badan Khusus Satgas lmunisasi Dewasa PAPDI, Samsuridjal Djauzi, dalam keterangan resmi.

Selain itu, PAPDI juga menyerukan masyarakat Indonesia untuk tak perlu ragu dan khawatir menjalani vaksinasi ketiga atau booster sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pemerintah.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Sub Dinas Unit (Kasubdit) lmunisasi Kementerian Kesehatan RI, serta seluruh PAPDI Cabang dan seluruh Perhimpunan Seminat dalam Lingkup PAPDI, Sally A. Nasution mengatakan bahwa pandemi bisa berakhir seiring dengan meningkatnya angka vaksinasi, khususnya di Tanah Air.

“Keberhasilan program vaksinasi dan perjalanan menuju berakhirnya pandemi ini bisa berhasil apabila masyarakat dan semua sektor saling bekerjasama,” kata dr Sally.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jaga Ketahanan Pangan, DP3 Sleman Siapkan Strategi Mitigasi Dampak Perubahan Iklim di Sektor Pertanian

Mata Indonesia, Sleman - Plt. Kepala Dinas Pertanian,Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman menyatakan pentingnya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam memahami strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di lingkungan wilayahnya, untuk menjaga produksi dan ketahanan pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini