MATA INDONESIA, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa G-20 harus menjadi katalisator pemulihan hijau dan memastikan tidak ada satu pihak pun tertinggal. Pernyataan ini ia sampaikan ketika berbicara pada KTTG-20 sesi II dengan topik perubahan iklim, energy, dan lingkungan hidup di Roma, Italia.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia ingin G-20 memberikan contoh dalam bekerja sama mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan dengan tindakan nyata.
Kini, komitmen Indonesia dalam menjaga lingkungan hidup dan kehutanan akan dibuktikan pada rangkaian kegiatan Presidensi G-20 yang akan digelar di Indonesia sepanjang tahun 2022.
Salah satu bentuk komitmen tersebut adalah dengan penataan Kawasan Mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) di Ngurah Rai, Bali.
Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menekan penggunaan bahan beton dan menggunakan bahan alami dalam menata kawasan hutan bakau tersebut.
“Agar tidak merusak mangrove, Kementerian PUPR akan mengoptimalkan penggunaan material bambu, kayu, dan unsur alami lainnya serta mengurangi penggunaan bahan beton,” ucap Wempi lewat keterangan tertulis, Minggu, 30 Januari 2022.
Menyambut gelaran KTT G-20 di Bali, Kementerian PUPR mulai menata Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai pada Januari 2022 dan ditargetkan selesai September 2022. Dengan begitu, pada Oktober 2022 kawasan ini dapat digunakan sebagai showcase mangrove.
Lingkup pekerjaan penataan Kawasan Mangrove di wilayah Ngurah Rai ini antara lain pembangunan gerbang masuk, area drop off, wantilan, tracking mangrove, area persemaian, area penerima (lobby, ticketing, kantor penerima), menara pandang, viewing deck ke arah Teluk Benoa, serta area parkir di sekitar Waduk Muara.