MATA INDONESIA, ARGUINEGUIN – Layanan penyelamatan laut Spanyol menyelamatkan lebih dari 300 migran yang mencoba mencapai Kepulauan Canary dengan perahu yang tak layak.
Namun, layanan penyelamatan negara tersebut mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui adanya kasus tenggelam seperti yang dilaporkan oleh kelompok hak asasi manusia.
Helena Maleno, pendiri kelompok pemantau migrasi Walking Borders, mengatakan sebanyak 18 migran tewas saat mencoba menyeberang ke pulau Lanzarote dari wilayah Afrika.
Melalui akun Twitter-nya, layanan penyelamatan mengatakan sebanyak 319 migran diselamatkan dari enam kapal, termasuk satu yang membawa 120 orang. Seluruh migran dibawa ke wilayah Lanzarote dan Gran Canaria.
Melansir Reuters, Minggu, 30 Januari 2022, lusinan migran terbungkus selimut merah tiba sebelum fajar di pelabuhan Arguineguin dengan kapal penyelamat dan dibantu turun ke dermaga oleh pekerja darurat.
Sedikitnya 10 orang, termasuk seorang perempuan hamil dan seorang bayi, dikirim ke pusat kesehatan. Dan seluruh migran dinyatakan dalam kondisi baik.
Pulau-pulau di lepas pantai Afrika Barat telah menjadi tujuan utama para migran yang mencoba mencapai Spanyol, dengan porsi yang jauh lebih kecil yang mencoba menyeberangi Laut Mediterania ke daratan Spanyol.
Sebanyak 22.316 migran tiba di Canary Island secara ilegal sepanjang tahun 2021, jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni 23.271 migran gelap.
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri Spanyol, tahun 2021 adalah salah satu penyeberangan tersibuk dalam satu dekade terakhir.
Walking Borders mengatakan lebih dari 4.400 migran, termasuk setidaknya 205 anak-anak, hilang di laut saat mencoba mencapai Spanyol tahun 2021, lebih dari dua kali lipat angka dari tahun 2020 dan terbesar sejak kelompok itu mulai melakukan penghitungan tahun 2018.