Pakar: Skandal Harley Ari Askhara Jadi Pintu Masuk Dirjen Bea Cukai Razia Harley Bodong

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Harley-Davidson (HD) milik Dirut Garuda Indonesia non aktif Ari Askhara yang diselundupkan lewat pesawat Airbus A330-900 Neo jadi perhatian publik.

Konon, motor jenis FLH Shovelhead 1970 ini cuma dimiliki oleh para kolektor yang sudah malang melintang di dunia moge. Namun, sudah jadi rahasia umum bila kebanyakan kolektor Harley bekas tak dilengkapi surat-surat yang lengkap alias bodong.

Menanggapi hal ini, Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing mengatakan, terbongkarnya kasus penyelundupan sparepart motor Harley di atas pesawat Garuda Indonesia bisa menjadi pintu masuk untuk menyidak para pemilik Harley bodong.

“Ini perlu menjadi perhatian bagi pihak kepolisian dan Dirjen Bea Cukai untuk mengusut satu per satu kelengkapan surat-surat motor tersebut,” katanya kepada Minews, Jumat 6 Desember 2019 malam.

Emrus juga mengatakan, Kapolri juga perlu bersinergi dengan pihak kepolisian di setiap daerah untuk mengecek satu-satu per satu pemilik motor Harley demi menegakkan ketaatan dalam berlalu lintas dan juga memenuhi kewajiban membayar pajak negara.

“Bila perlu masing-masing instansi kepolisian daerah harus benar-benar terlibat aktif untuk mengecek. Supaya kejadian memalukan ini tidak terjadi lagi ke depan,” ujarnya.

Seperti diketahui, pada 17 Desember lalu pihak bea cukai berhasil membongkar kasus penyelundupan di atas pesawat Garuda Indonesia yang masih baru. Barang yang berhasil disita adalah sparepart Harley Davidson, dua unit sepeda Brompton dan 15 dus sparepart.

Kerugian yang ditimbulkan dari penyelundupan ini diperkirakan sekitar Rp 532 juta hingga Rp 1,5 miliar. Aksi tak terpuji ini akhirnya berujung pada pemecatan Ari Askhara dari kursi kepemimpinan Garuda Indonesia.

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini