MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah sudah siap melaksanakan vaksinasi Covid19 tetapi masih banyak warga Indonesia, bahkan tenaga kesehatan (nakes) yang mendapat prioritas untuk diimunisasi pertama. Padahal, seorang vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe menjelaskan efikasi (tingkat kekhasiatan) 65,3 persen Vaksin Sinovac itu berarti membuat orang yang divaksinasi 3 kali lebih rendah mengalami Covid19 bergejala.
Soal penolakan nakes sempat diungkapkan Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Cissy B. Kartasasmita.
“Kami mendapatkan 20 persen tenaga kesehatan yang masih tidak mau menerima vaksin, nanti kami akan tingkatkan informasi yang lebih baik,” katanya dalam sebuah webinar, Sabtu 9 Januari 2021.
Menurut Dokter Dirga, efikasi atau tingkat kekhasiatan Coronavac dari Sinovac tersebut sudah di atas rekomendasi WHO yang hanya membutuhkan 50 persen.
Dia menegaskan orang yang divaksinasi Covid19 dipastikan tidak akan mengalami gejala penyakit yang berat saat terinfeksi Virus SARS-Cov-2 yang menjadi penyebabnya.
Apalagi Badan POM menemukan kemampuan Vaksin Coronavac dari Sinovac menghambat atau mematikan virus tersebut mencapai 99,2 persen. Itu ditemukan pada uji klinis di Bandung, Brasil dan Turki.
“Risiko untuk mengalami kematian bahkan lebih rendah lagi,” ujar Dirga melalui akun instagramnya, yang dikutip Selasa 12 Januari 2021.
Dia menjelaskan pemberian izin darurat atau emergency use authorization (EUA) dengan berbagai hasil studi dan uji klinis pendahuluan yang bagus berarti vaksin itu terbukti aman dan efektif.
Meski begitu Dirga juga tetap menganjurkan masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan meski sudah divaksin sehingga memberi perlindungan kesehatan yang optimal dari virus SARS-Cov-2 tersebut.
Maka, Dokter Dirga menganjurkan semua warga Indonesia beramai-ramai divaksin Coronavac itu.
Alhamdulillah.
Vaksinasi sekarang juga!
Terlindungi sesegera mungkin. pic.twitter.com/JfKRwkwblL— Dirga Sakti Rambe (@dirgarambe) January 11, 2021