Oleh : Krishna Aditya Nugraha
Di tengah berbagai isu yang berkembang, narasi tentang gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran di Indonesia perlu dilihat secara lebih jernih. Faktanya, data dan langkah konkret yang diambil pemerintah menunjukkan bahwa kekhawatiran tersebut tidak berdasar.
Perekonomian nasional tetap stabil, dengan pertumbuhan yang terus berlanjut, dan berbagai kebijakan yang dikeluarkan justru berfokus pada pembukaan lapangan kerja baru serta perlindungan tenaga kerja. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak, termasuk media dan masyarakat, untuk melihat kondisi ini dengan perspektif yang lebih objektif dan tidak terjebak dalam narasi yang menyesatkan.
Pemerintah menegaskan bahwa isu PHK massal di Indonesia tidak sepenuhnya mencerminkan kenyataan di lapangan. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli menjelaskan bahwa tidak semua informasi yang beredar mengenai PHK dapat dipastikan kebenarannya. Ia mencontohkan beberapa perusahaan yang diberitakan melakukan PHK, namun setelah diverifikasi, justru mengalami peningkatan jumlah pekerja. Salah satunya adalah Mayora, yang justru menambah tenaga kerja meskipun sebelumnya dikabarkan mengalami PHK.
Pemerintah terus berkomitmen menjaga stabilitas ketenagakerjaan melalui berbagai inisiatif strategis. Berbagai sektor industri masih menunjukkan performa positif, dan beberapa di antaranya bahkan mengalami pertumbuhan signifikan yang berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja baru. Data dari Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) menunjukkan bahwa pada 2024, industri manufaktur menyerap tenaga kerja baru sebanyak 1.082.998 orang. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan jumlah pekerja yang di-PHK pada periode yang sama, yaitu 48.345 orang. Bahkan, jumlah PHK tersebut mencakup seluruh sektor ekonomi, bukan hanya industri manufaktur.
Menaker pun mengajak media untuk menyajikan informasi yang valid dan memastikan kebenaran data sebelum memberitakan PHK massal. Ia menekankan pentingnya peran media dalam menjaga akurasi informasi agar masyarakat tidak terpengaruh oleh kabar yang belum terverifikasi. Pernyataan ini juga diperkuat oleh Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, yang menyebut bahwa industri manufaktur dalam negeri terus bertumbuh dan mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja dibandingkan angka PHK yang terjadi.
Dunia usaha juga menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah tantangan global. Meskipun ada penyesuaian di beberapa sektor akibat dinamika ekonomi dunia, hal ini tidak serta-merta berarti adanya gelombang PHK besar-besaran. Sebaliknya, banyak perusahaan yang justru melakukan adaptasi dengan membuka lini bisnis baru, mengoptimalkan tenaga kerja, dan meningkatkan daya saing mereka di pasar internasional. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ketenagakerjaan Indonesia masih memiliki fundamental yang solid dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Kebijakan proaktif pemerintah dalam mendukung dunia usaha juga menjadi faktor utama dalam mencegah gelombang PHK. Insentif pajak, kemudahan berusaha, serta program peningkatan keterampilan bagi tenaga kerja menjadi bagian dari strategi besar untuk memperkuat pasar tenaga kerja.
Pemerintah juga terus mendorong investasi yang berdampak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja, baik dari sektor dalam negeri maupun asing. Berbagai proyek strategis yang sedang berjalan menjadi bukti nyata bahwa Indonesia terus berkembang dan membuka kesempatan bagi tenaga kerja di berbagai bidang.
Penting untuk memahami bahwa tantangan dalam dunia kerja bukan sesuatu yang baru. Dalam setiap perubahan ekonomi, selalu ada dinamika yang harus dihadapi. Namun, dengan kebijakan yang tepat dan kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, tantangan ini bisa diatasi dengan baik. Dalam konteks ini, media memiliki peran penting dalam menyajikan informasi yang kredibel dan berimbang. Memberikan informasi yang berbasis data dan fakta sangat diperlukan agar masyarakat tidak terjebak dalam kekhawatiran yang tidak berdasar.
Di era digital yang serba cepat ini, penyebaran informasi yang tidak akurat dapat menimbulkan kepanikan yang tidak perlu. Oleh karena itu, media diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam menyebarluaskan berita yang dapat dipercaya dan mendukung optimisme publik. Begitu pula masyarakat, hendaknya lebih selektif dalam menerima informasi dan tidak mudah terpengaruh oleh isu yang belum tentu benar. Dengan demikian, narasi yang dibangun dapat memberikan dampak positif bagi stabilitas sosial dan ekonomi secara keseluruhan.
Masyarakat juga diharapkan mampu memahami perbedaan antara tren global dan kondisi nasional yang sebenarnya. Terkadang, isu-isu mengenai PHK yang terjadi di negara lain disalahartikan seolah-olah juga terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, peran media dalam mengedukasi publik sangat krusial, terutama dalam menyampaikan fakta yang berbasis data akurat. Pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap stabil, sehingga masyarakat tidak perlu terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi.
Kita semua memiliki tanggung jawab dalam menjaga stabilitas ketenagakerjaan dan membangun optimisme di tengah masyarakat. Dengan melihat data dan fakta yang ada, serta mendukung langkah-langkah positif yang telah diambil pemerintah, kita dapat memastikan bahwa Indonesia tetap berada di jalur pertumbuhan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, mari bersama-sama menyebarluaskan informasi yang kredibel dan optimis, demi kemajuan bangsa yang lebih baik.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute