Pakar Nilai Dua Bulan Lagi Pemerintah Bisa Turunkan Harga BBM Bersubsidi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah bisa menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dua bulan mendatang dengan catatan jika tren penurunan harga minyak dunia terutama West Texas Intermediate yang memiliki sulfur dan kepadatan rendah tetap di 88 dolar AS per barel atau lebih rendah lagi.

Hal itu diungkapkan Ekonom dari Center of Reform on Economic (Core), Yusuf Rendy Manilet melalui pesan yang dilihat Mata Indonesia News, Selasa 13 September 2022.

“Di periode itulah pemerintah bisa mengambil keputusan untuk melakukan penyesuaian kembali dari harga minyak tentu penyesuaian ini juga mempertimbangkan seberapa jauh penurunan terjadi dan seberapa kuat APBN dalam menampung atau menanggung beban harga minyak pada saat itu,” ujar Yusuf.

Yusuf mengingatkan, untuk mengambil kebijakan menaikkan atau menurunkan harga BBM di dalam negeri sangat dipengaruhi faktor harga minyak global.

Sebab, Indonesia sekarang sudah tergolong sebagai net importir minyak mentah sehingga penetapan harganya mengikuti acuan internasional.

Maka, saat harga minyak dunia saat itu berada di kisaran 100 dolar AS per barel, pemerintah memutuskan mengurangi subsidi agar tidak membebani APBN.

Jika subsidi tidak dikurangi saat itu, maka akhir tahun 2022 ini APBN akan menanggung beban yang super berat.

Namun, tak lama setelah itu hingga beberapa hari belakangan ini tren harga minyak internasional justru menurun.

Apalagi, sentimen tensi geopolitik konflik Rusia dan Ukraina juga relatif jauh menurun dan terus mengarah ke titik terrendah yang membuat harga minyak dunia ikut turun.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini