MATA INDONESIA, JAKARTA – DPR RI mengkritik kebijakan pemerintah terkait impor puluhan ribu ton daging kerbau yang berasal dari India. Diketahui, daging tersebut masuk ke Indonesia secara bertahap.
Menurut Ketua Komisi V DPR RI Sudin, kebijakan impor ini dapat merugikan masyarakat dari dua aspek, yakni kesehatan dan usaha mandiri peternak di dalam negeri.
“Saya menyayangkan pemerintah yang memberikan izin impor daging kerbau dari India,” kata Sudin dalam webinar, Selasa 9 Juni 2020.
Ia mengingatkan, bahwa India sampai saat ini masih dihantui penyakit mulut dan kuku (PMK). Menurutnya, hal ini harus dipertimbangkan pemerintah dari aspek kesehatan, sebelum mengeluarkan kebijakan impor.
Kemudian, yang paling disesalkannya adalah daging impor itu masuk ke Indonesia setelah momen Idul Fitri. Hal ini dapat menyebabkan harga sapi di dalam neger menurun, dan perekonomian peternak kecil pun terhimpit.
“Dengan ada masuknya daging itu, otomatis harga sapi menjadi lebih rendah, inilah yang akan terjadi,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah akan mengimpor sebanyak 170 ribu ton daging pada tahun 2020 ini, melalui salah satu BUMN, yakni PT Berdikari (Persero).
Sedikitnya sebanyak 672 ton kerbau beku tahap pertama telah masuk dari volume impor kontrak pertama Berdikari sebanyak 1.960 ton.
Berdikari sendiri pada tahun 2020 ini telah mengantongi izin impor daging kerbau India dari Kementerian Perdagangan sebanyak 50.000 ton. Selain itu, perseroan juga mendapatkan jatah importasi daging sapi beku asal Brasil sebanyak 10.000 ribu ton.