MATA INDONESIA, TOKYO – Seorang ahli virologi Jepang sekaligus penasihat pemerintah, Hiroshi Oshitani memberi peringatan akan risiko penyebaran infeksi virus corona apabila Olimpiade Tokyo tetap diselenggarakan.
“Pemerintah dan panitia penyelenggara, termasuk IOC (Komite Olimpiade Internasional), terus mengatakan bahwa mereka menyelenggarakan Olimpiade yang aman. Tapi semua orang tahu ada risiko,” kata Hiroshi Oshitani, melansir Reuters, Selasa, 8 Juni 2021.
“Ini 100 persen tidak mungkin untuk mengadakan Olimpiade tanpa risiko … penyebaran infeksi di Jepang dan juga di negara lain setelah Olimpiade,” sambungnya.
Olimpiade Tokyo seharusnya dilaksanakan pada tahun lalu. Namun, pandemi virus corona membuat pesta olahraga ini ditunda dan hingga saat ini masih menjadi perdebatan, apakah akan digelar atau kembali ditunda.
Sejumlah pihak menyarankan untuk tetap menggelar Olimpiade Tokyo pada 23 Juli nanti, tanpa penonton asing. Akan tetapi, publik khawatir acara tersebut dapat menyebarkan virus corona dan menguras sumber daya medis.
“Ada beberapa negara yang tidak memiliki banyak kasus, dan ada pula yang tidak memiliki varian. Jangan jadikan Olimpiade (kesempatan) untuk menyebarkan virus ke negara-negara ini,” tambahnya, mencatat sebagian besar negara kekurangan vaksin.
Berbeda dari negara lain di dunia, Jepang tidak mengalami wabah eksplosif tetapi telah mencatat hampir 760 ribu kasus infeksi virus corona dengan 13,500 kematian. Namun, Tokyo dan wilayah lain berada di bawah keadaan darurat setelah gelombang keempat melanda rumah sakit.
Pada pekan lalu, penasihat medis utama pemerintah, Shigeru Omi, mengatakan bahwa para ahli medis merencanakan pernyataan tentang Olimpiade pada 20 Juni, ketika keadaan darurat akan dicabut.
Sebuah serikat pekerja di pulau utara Hokkaido, di mana maraton Olimpiade akan diadakan, mengajukan petisi kepada gubernur setempat (7/6) agar Olimpiade Tokyo dibatalkan.
Anggota dewan Komite Olimpiade Jepang Kaori Yamaguchi, peraih medali perunggu judo di Olimpiade 1988, menyatakan, Negeri Sakura telah terpojok untuk terus maju, menyelenggarakan Olimpiade.
Publik Jepang kini terpecah tentang penyelenggaraan Olimpiade, meskipun oposisi tampaknya agak mereda. Sebuah jajak pendapat oleh penyiar TBS minggu ini menunjukkan 55 persen menginginkan Olimpiade ditunda atau dibatalkan – turun 10 poin dari bulan lalu.